Translate

Minggu, 12 Oktober 2014

Teori Organisasi Umum

BAB I
PENDAHULUAN

1.1        LATAR BELAKANG
Manusia harus saling berinteraksi dalam kehidupannya dan salah satunya dengan cara berkomunikasi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok ataupun organisasi selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok yang terdiri dari atasan dan bawahannya.
Di antara kedua belah pihak (atasan dan bawahan) harus ada komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerjasamatersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial maupun kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.
Komunikasi organisasi itu sendiri dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiranpesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasitertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubunganhierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok.
1.2        RUMUSAN MASALAH
1.      Apa definisi komunikasi?
2.      Apa saja unsur-unsur  dalam Komunikasi?
3.      Bagaimana pentingnya komunikasi dalam organisasi?
4.      Apa saja klasifikasi dan Media Komunikasi dalam Organisasi?
5.      Apa saja sasaran dan hambatan komunikasi dalam organisasi?
1.3    TUJUAN PENULISAN
1.      Agar mengetahui arti dari komunikasi
2.      Agar dapat mengetahui manfaat komunikasi dalam organisasi
3.      Agar mengetahui unsur-unsur komunikasi dalam organisasi
4.      Agar dapat menyebutkan macam-macam komunikasi yang dapat terjadi dalam organisasi
5.      Agar dapat menjelaskan klasifikasi komunikasi



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DAN PROSES KOMUNIKASI
Istilah komunikasi (Bahasa Inggris: Communication) mempunyai banyak arti,istilah komunikasi berasal dari bahasa latin,yaitu communis,yang berarti sama (common). Dari kata communis berubah menjadi kata kerja kommunicare, yang berarti menyebarkan atau memberitahukan informasi kepada pihak lain guna mendapatkan pengertian komunikasikan suatu informasi harus ditetapkan terlebih dahulu suatu dasar tutuj temu yang sama.
Pengertian Komunikasi menurut para Ahli
Onong Uchjana Effendy
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media).
Aristoteles
Komunikasi adalah alat dimana warga masyarakat dapat berpartisipasi dalam demokrasi
Raymond Ross
Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu penerima pesan membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
Forsdale (1981)
Seorang ahli pendidikan terutama ilmu komunikasi : Dia menerangkan dalam sebuah kalimat bahwa “communication is the process by which a system is established, maintained and altered by means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari suatu pihak kepada lain pihak untuk mendapatkan saling pengertian. Dari definisi tersebut terkandung dua pengertian,yaitu proses dan informasi. Proses merupakan suatu rangkaian daripada langkah-langkah yang harus dilalui dalam usaha pencapaian suatu tujuan. Rangkaian model proses komunikasi melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1.      Tahap penciptaan gagasan
2.      Tahap penyusunan gagasan dalam bentuk symbol atau tanda-tanda sandi
3.      Tahap pengiriman
4.      Tahap penerimaan
5.      Tahap menginterpretasikan gagasan atau pesan yang diterima
6.      Tahap pemberian tanggapan
2.2 UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
Menurut Charles E. Redfield komunikasi mengandung 5 unsur yaitu:
1.      Komunikator, yaitu member berita yang dalam hal ini adalah orang yang berbicara,pengirim berita atau orang yang memberitakan.
2.      Menyampaikan berita dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatakan, mengirim atau menyiarkan
3.      Berita-berita yang disampaikan, dapat dalam bentuk perintah, laporan, atau saran
4.      Komunikan yaitu orang yang dituju, pihak penjawab atau para pengunjung. Dengan kata lain orang yang menerima berita
5.      Tanggapan atau reaksi dalam bentuk jawaban atau reaksi

2.3 PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Yang dimaksud dengan komunikasi dalam organisasi adalah suatu proses penyampaian informasi, ide-ide diantara para anggota organisasi secara timbal-balik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Masalah komunikasi dalam organisasi menyangkut dua segi,yaitu masalah komunikasi itu sendiri dan masalah organisasi, misalnya masalah pengambilan keputusan, pelimpahan wewenang, pengawasan, susunan organisasi dan sebagainya. Semua masalah yang timbul dalam organisasi akan segera dapat diatasi apabila komunikasi yang berlangsung dalam organisasi dapat berjalan dengan baik. Pentingnya komunikasi dalam organisasi sebab menimbulkan pengaruh yang besar, diantaranya :
1)      Menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyalitas antara:
a)      Para bawahan dengan atasan/pimpinan.
b)      Bawahan dengan bawahan.
c)      Atasan dengan atasan.
d)     Pegawai dengan organisasi/lembaga yang bersangkutan.
2)      Meningkatkan kegairahan kerja para pegawai.
3)      Meningkatkan moral dan disiplin para pegawai.
4)      Semua jajaran pimpinan dapat mengetahui keadaan bidang yang menjadi tugasnya sehingga akan berlangsung pengendalian operasional yang efisien.
5)      Semua pegawai dapat mengetahui kebijaksanaan, peraturan-peraturan, ketentuan-ketentuan, yang telah diterapkan oleh pimpinan organisasi.
6)      Semua informasi, keterangan-keteranganb yang dibutuhkan oleh para pegawai dapat dengann cepat dan tepat diperoleh.
7)      Meningkatkan rasa tanggung jawab semua pegawai.
8)      Menimbulkan saling pengertian di antara pegawai
9)      Meningkatkan kerja sama (team work) di antara para pegawai.
10)  Meningkatkan semangat korp atau esprit de corp di kalangan para pegawai

2.4 KLASIFIKASI DAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Komunikasi dalam organisasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam tergantung dari segi peninjauannya.
Dari segi sifatnya, dapat dibedakan menjadi:
·         Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan ialah komunikasi yang melalui ucapan kata-kata atau kalimat, melalui apa yang dikatakan dan bagaimana mengatakannya. Arti suatu kata atau kalimat dapat diperjelas melalu tinggi rendahnya nada suara, perubahan nada suara, keras-tidaknya suara. Komunikasi lisan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kominikasi lisan secara langsung dan komunikasin lisan secara tidak langsung.
1)      Komunikasi lisan secara langsung adalah komunikasi yang tidak dipisahkan dengan jarak,  jadi sifatnya tatap muka (face to face communication). Contohnya adalah wawancara, ceramah, rapat, simpsium, lokakarya, sarasehan, dan lain sebagainya.
2)      Komunikasi lisan secara tidak langsung adalah komunikasi lisan yang dipisahkan oleh jarak (tidak tatap muka).
3)      Komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang melalui berbagai isyarat atau signal non-verbal. Media yang dipergunakan adalah ekspresi, gerak isyarat, gerak dan posisi badan. Yang disebut bahasa badan (language body) ialah yang menyatakan sikap dan perasaan seseorang, misalnya dengan cara sebagai berikut:
a)      Mimik, yaitu tidak dengan kata, tidak dengan diam,  tetapi dengan gerak air muka. Misalnya muka merah member tanda orang yang bersangkutan sedang marah.
b)      Panto mimik, yaitu dengan gerak anggota badan, misalnya dengan menggelengkan kepala.
c)      Mimik dan pato mimik merupakan kombinasi antara gerak air muka dengan gerak anggota badan.
·         Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis atau tercetak adalah komunikasi mempergunakan rangkaian kata-kata atau kalimat, kode-kode (yang mengandung arti), yang tertulis atau tercetak yang dapat dimengerti oleh pihak lain.
Dari segi arahnya, dapat dibedakan menjadi:
·         Komunikasi Ke Atas
Komunikasi ke atas (upward communication) adalah komunikasi yang berlangsung dari bawahan ke atasan, atau dari suatu organisasi yang lebih rendah dengan organisasi yang lebih tinggi. Jadi komunikasi  ke atas dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari segi personifikasi dan dari sisi ketatalembagaan.
·         Komunikasi Ke Bawah
Komunikasi ke bawah disebeut dengan istilah downward communication. Dilihat dari personifikasinya, komunikasi ke bawah adalah komunikasi yang berlangsung dari pimpinan ke bawahan. Dilihat dari segi ketatalembagaan, komunikasi ke bawah adalah komunikasi yang berlangsung dari satuan organisasi yang lebih tinggi kepada satuan-satuan organisasi yang ada di bawahnya. Dilihat dari saluran wewenang maka komunikasi ke bawah mengalir dari hirarki wewenang yang lebih tinggi ke hirarki wewenang yang lebih rendah, dan mengalir melalui saluran rental komando. Hal ini merupakan kebalikan dari komunikasi ke atas.
·         Komunikasi Diagonal Ke Bawah
Dilihat dari personifikasinya komunikasi diagonal ke bawah adalah komunikasi yang berlangsung dari seorang pimpinan dengan pejabat atau pimpinan yang lebih rendah. Pimpinan tersebut bukan merupakan atasannya (baik lansgung maupun tidak langsung) dan bawahan atau pimpinan yang lebih rendah itu bukan merupakan bawahan atau anak buahnya(baik langsung maupun tidak langsung), jadi antara atasan dan bawahan tersebut tidak ada hubungan hirarki tetapi hanya merupakan hubungan kerja. Dan dilihat dari segi ketatalembagaan komunikasi diagonal ke bawah adalah komunikasi yang berlangsung dari satuan organisasi yang lebih tinggi dengan satuan organisasi yang lebih rendah.
·         Komunikasi Diagonal Ke Atas
Dilihat dari segi personifikasinya komunikasi diagonal ke atas adalah komunikasi yang berlangsung antara pejabat yang lebih rendah (bawahan) dengan pejabat atau pimpinan yang lebih tinggi. Dilihat dari segi ketatalembagaan komunikasi diagonal ke atas adalah komunikasi yang berlangsung antara satuan organisasi yang lebih rendah dengan satuan-satuan organisasi yang lebih tinggi.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa komunikasi diagonal (ke atas maupun ke bawah) adalah komunikasi antara pejabat-pejabat atau unit-unit yang berbeda tingkatan (level) dan wewenangnya baik secara fungsional ada hubungannya maupun secara fungsional tidak ada hubungannya.
·         Komunikasi Horisontal
Dilihat dari segi personifikasinya komunikasi horizontal adalah komunikasi antara pimpinan atau pejabat yang setingkat dalam suatu organisasi. Misalnya komunikasi antara Kepala Biro dengan Kepala Biro, Kepala Bgian dengan Kepala Bagian, Kepala Seksi dengan Kepala Seksi.
Dari segi ketatalembagaan komunikasi horizontal adalah komunikasi antar satuan organisasi yang setingkat dalam suatu organisasi. Misalnya Biro Hukum dengan Biro Kepegawaian, Bagian Keuangan dengan Bagian Pengadaan, Seksi Pol Kendaraan dengan Seksi Keamanan.
·         Komunikasi Satu Arah
Komunikasi satu arah (one way communication) adalah komunikasi yang tidak mendapat respon dari pihak penerima informasi (komunikan). Disini komunikan bisa sengaja tidak memberi tanggapan atau komunikator yang tidak memberikan kesempatan lawan bicaranya untuk memberikan tanggapan. Contohnya : komunikasi antara seorang atasan dengan para bawahannya yang berupa perintah. Komunikasi ini sering menimbulkan kesalahpahaman atau ketidakjelasan yang menyebabkan pertentangan.
·         Komunikasi Dua Arah
Komunikasi dua arah (two ways communication) merupakan komunikasi yang berlangsung secara timbal balik. Komunikator dan komunikan saling memberikan tanggapan sehingga terjadi kesinambungan antara kedua belah pihak dan terhindar dari kesalahpahaman.
Dari segi lawannya, dapat dibedakan menjadi:
·         Komunikasi Satu Lawan Satu
Komunikasi satu lawan satu adalah komunikasi antar-pribadi atau antar individu dengan individu. Contohnya komunikasi antara seorang pimpinan dengan seorang pimpinan lain dalam suatu perusahaan.
·         Komunikasi Satu Lawan Banyak
Komunikasi satu lawan banyak merupakan komunikai antar seseorang dengan beberapa orang dalam suatu kelompok. Contohnya disini komunikasi antara seorang dosen dengan mahasiswanya dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
·         Komunikasi Banyak Lawan Satu
Komunikasi banyak lawan satu adalah komunikasi antara kelompok dengan seseorang. Contohnya adalah komunikasi antara beberapa karyawan dengan seorang pimpinan perusahaan pada saat berdemo meminta kenaikan gaji.
·         Komunikasi Kelompok Lawan Kelompok
Komunikasi kelompok lawan kelompok adalah komunikasi antara sekelompok pegawai/karyawan dengan kelompok pegawai/karyawan yang lain. Contohnya seperti komunikasi antara sekelompok karyawan pada divisi keuangan dengan sekelompok karyawan pada divisi pengadaan barang.
Menurut keresmiannya dapat dibedakan menjadi:
·         Komunikasi Formal
Komunikasi formal merupakan komunikasi yang terjadi antara para anggota organisasi yang secara tegas diatur dan ditentukan dalam struktur organisasi. Komunikasi formal bersumber dari perintah-perintah resmi sehingga memiliki sanksi yang resmi. Komunikasi formal dapat berlangsung dari atas ke bawah, bawah ke atas dan secara horisontal.
·         Komunikasi Informal
Komunikasi informal adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi tetapi tidak direncanakan dan tidak ditentukan dalam struktur organisasi. Komunikasi ini bersifat tidak resmi dan terjadi melalui informasi dari mulut ke mulut saja sehingga terkadang kurang objektif kebenarannya.

Tabel Media Saluran Informasi
Saluran Media Informasi
Arus Komunikasi
Tertulis
Lisan
Ke Bawah
·         Buku Pedoman
·         Uraian Tugas/Job Description
·         Bulletin
·         Papan Pengumuman
·         Poster
·         Memo/Nota Dalam
·         Surat dari pimpinan
·         Laporan Tahunan
·         Mekanisme penyusunan anggaran
·         Telepon
·         Interkom/Interpon
·         Tatap Muka
·         Exit Interview
Ke Atas





·         Kotak Saran
·         Suggestion Plan
·         Grievance Pocedure (untuk mengetahui keinginan pegawai)
·         Mekanisme Penyusunan Anggaran
·         Telepon
·         Interkom/Interpon
·         Tatap Muka
·         Exit Interview
·         Kebijaksanaan Pintu Terbuka (open door policy)
Horisontal
·         Memo/Nota Dalam
·         Edaran
·         Pengumuman
·         Poster
·         Tembusan Surat-surat
·         Telepon
·         Interkom/Interpon
·         Tatap Muka
Diagonal
·         Memo/Nota Dalam
·         Edaran
·         Pengumuman
·         Tembusan Surat-surat
·         Telepon
·         Interkom/Interpon
·         Tatap Muka

2.5 GAYA KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
1.      The Controlling Style
controlling style communication ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications.
2.      The equalitarian style
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organnisasi The Equalitarian Style dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way communication).
3.      The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut mereka bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
4.      The Dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atausaleswomen).
5.      The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
6.      The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.

2.6 SASARAN DAN HAMBATAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Yang di maksud dengan sasaran dalam organisasi adalah berbagai hasil yang ingin di capai dalam proses komunikasi. Hasil yang ingin di peroleh dalam proses komunikasi tergantung dari arah komunikasi dalam organisasi itu. Di samping itu sasaran komunikasi dalam organisasi juga dapat ditentukan oleh saluran media yang dipergunakan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sasaran komunikasi ke bawah adalah agar setiap perintah, instruksi, nasihat, pengarahan, bimbingan, pedoman kerja, uraian tugas yang diberikan oleh pimpinan dapat diterima, dimengerti dan dipahami oleh para bawahan sehingga dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Melalui komunikasi ke atas diharapkan setiap saran, ide-ide, pendapat, keluhan dari para bawahan dapat diterima dan memperoleh tanggapan yang positif dari pimpinan sehingga dapat dipergunakan sebagai pertimbangan bagi pimpinan dalam menetapkan suatu kebijaksanaan (policy making) atau dalam pengambilan keputusan (decision making).
Komunikasi horisontal pada dasarnya bersifat hubungan kerja dengan saling menerima dan mengirim (tukar-menukar) informasi. Komunikasi horisontal diharapkan akan tercipta kesatuan pandangan, persepsi, cara atau pola pikir serta kesatuan gerak sehingga tercipta hubungan yang serasi dan harmonis. Hambatan komunikasi dalam organisasi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu diantaranya :
HAMBATAN YANG BERSIFAT TEKNIS
Hambatan yang bersifat teknis adalah hambatan yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
1)      Kurangnya sarana dan peranan yang diperlukan dalam proses komunikasi
Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi di masa lalu merupakan penyebab utama timbulnya hambatan komunikasi. Akan tetapi, dewasa ini dengan kemajuan teknologi telekomunikasi yang ditandai dengan semakin sempurnanya alat-alat telekomunikasi (telex,radio,telephone,televisi,facsimile,komputer elektronik dan lain sebagainya) maka segala macam informasi dapat disampaikan dengan cepat. Dengan semakin sempurnanya alat telekomunikasi tersebut maka hambatan yang di sebabkan oleh sarana dan prasarana telah dapat di atasi.
2)      Penguasaan teknik dan metode berkomunikasi yang tidak sesuai, dan
Yang dimaksud dengan teknik ialah cara yang dianggap tepat untuk mengerjakan sesuatu dan merupakan kecakapan yang dimiliki oleh orang yang memiliki keahlian tertentu. Teknik komunikasi ialah keahlian yang dimiliki oleh seseorang dalam menyampaikan informasi kepada pihak lain sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dengan cepat dan tepat oleh penerima informasi.
3)      Kondisi fisik yang tidak memungkinkan terjadinya proses komunikasi.
Kondisi fisik dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
        Keadaan fisik yang berhubungan dengan keadaan fisik manusianya,
        Kondisi fisik yang berhubungan dengan waktu atau situasi/keadaan,
        Kondisi fisik yang berhubungan dengan keadaan peralatan atau sarana komunikasi.
HAMBATAN SEMANTIK
Hambatan  semantik adalah hambatan yang disebabkan kesalahan dalam menafsirkan, kesalahan dalam memberikan pengertian terhadap bahasa (kata-kata, kalimat, kode-kode) yang dipergunakan dalam proses komunikasi. Misalnya istilah dancuk bagi arek-arek surabaya. Istilah ini merupakan sesuatu yg biasa, bahkan menunjukkan keakraban. Tetapi bagi daerah lain, istilah itu berarti sebaliknya, merupakan umpatan atau cercaan.
HAMBATAN PERILAKU
Hambatan perilaku disebut juga hambatan kemanusiaan, adalah hambatan yang disebabkan berbagai bentuk sikap atau perilaku, baik dari komunikator maupun komunikan. Hambatan perilaku tampak dalam berbagai bentuk, seperti :
·         Pandangan yang Sifatnya Apriori
Apabila dalam proses komunikasi masing-masing pihak (antara komunikator dengan pihak komunikan) mempunyaI pandangan yang negatif, saling curiga, maka komunikasi tidak akan berhasil. Dalam komunikasi dituntut adanya pengertian bersama (common experience) antara kedua belah pihak
·         Prasangka yang didasarkan kepada emosi
Prasangka merupakan pendapat (anggapan) yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui (menyaksikan,menyelidiki) sendiri atas sesuatu tersebut. Prasangka buruk disebabkan oleh berbagai hal, misalnya ada rasa iri hati, sentimen dan lain-lain.
·         Suasana Otoriter
Suasana yang otoriter terutama disebabkan oleh pemimpin yang otoriter. Ide-ide,saran-saran,gagasan-gagasan dari para bawahan kurang mendapat perhatian, bahkan kadang-kadang para bawahan sama sekali tidak diberi kesempatan untuk mengemukakannya. Suasana yang otoriter akan menciptakan hubungan yang terlalu formal sehingga hubungan menjadi kaku yang menimbulkan dampak negatif, seperti kurang adanya rasa kesetiakawanan dan kurang adanya loyalitas diantara para pegawai.
·         Ketidakmauan Untuk Berubah
Hambatan yang sering timbul dalam organisasi ialah adanya pegawai/pejabat yang tidak mau menerima perubahan metode kerja karena menganggap metode kerja yang lama adalah metode kerja yang sudah baik dan mudah. Ketidakmauan untuk menerima metode kerja yang baru dapat dipandang sebagai kegagalan pimpinan dalam melakukan komunikasi dengan para bawahan. Pimpinan dipandang tidak berhasil memberikan pengertian kepada para bawahan terhadap pentingnya perubahan metode kerja.
·         Sifat yang Egosentris
Sifat yang egosentris adalah sifat yang mementingkan diri sendiri, kurang memperhatikan kepentingan orang lain. Pegawai yang mempunyai sifat egosentris biasanya kurang pandai menjalin kerjasama dengan pegawai lain karena pegawai tersebut kurang berkomunikasi.

2.7 CARA MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI
1.      Gunakan umpan-balik
Beri kesempatan pada orang orang lain untuk menyampaikan ide atau gagasannya, sehingga tercipta dua iklim komunikasi dua arah.
2.      Kenali si penerima berita
a) Bagaimana latar belakang pendidikannya,
b) Bagaimana pengetahuan tentang subyek pembicaraan,
c) Sejauh mana minat dan perasaanya
3.      Rencanakan secara teliti, pertimbangkan baik-baik : apa, mengapa, siapa, bagaimana, kapan


2.8 CONTOH KASUS
Buruknya Komunikasi PDIP-Demokrat Akibatkan Pilkada Langsung, Kalah
Mahfud MD, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) mengatakan Susilo Bambang Yudhoyono Presiden mempunyai waktu kurang dari 23 hari untuk memperbaiki rumusan pilkada langsung melalui MK. Jika hanya menolak menandatangani UU pilkada yang telah disahkan dalam rapat paripurna DPR, itu tidak akan ada pengaruhnya, karena dalam Undang-Undang disebutkan selama 30 hari jika Presiden menolak menandatangani RUU yang disahkan menjadi UU maka UU itu tetap sah dan harus dijalankan. Mahfud menilai lolosnya UU pilkada, akibat kesalahan elit PDIP dan partai Demokrat. Meskipun sama sama memperjuangkan pilkada langsung tapi tidak diikuti dengan komunikasi politik yang baik, sehingga mempersulit diri sendiri. "Sikap koalisi merah putih yang solid, harus menjadi pelajaran bagi partai pendukung pilkada langsung," kata Mahfud. Sementara Nurhayati Assegaf ketua fraksi Demokrat DPR RI menyatakan heran, kenapa partainya yang menjadi sasaran tembak, sedang koalisi merah putih dibiarkan tidur nyenyak.  SBY dan Partai Demokrat jelas mendukung pilkada langsung dengan perbaikan. Apa yang salah sehingga Demokrat dan SBY yang dianggap menjadi sumber masalah," tanya Nurhayati. Saat ini hanya ada satu pintu masuk bagi pemerintah untuk mempertahankan pilkada langsung dengan perbaikan, yaitu melalui uji materi di MK.














BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Manusia merupakan mahkluk monodualisme yaitu manusia sebagai mahkluk individu dan mahkluk sosial. Dengan kordatnya sebagai mahkluk sosial, maka manusia pasti membutuhkan manusia lainnya untuk bersosialisasi dan berinteraksi baik kepada individu lain maupun kepada suatu kelompok atau organisasi. Dalam menjalankan sosialisasinya manusia membutuhkan komunikasi yang baik dan benar. Komunikasi itu sendiri merupakan proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain untuk mendapatkan saling pengertian. Dan untuk mendapatkan pengertian yang sama dalam organisasi maka dalam mengkomunikasikan suatu informasi harus di tetapkan terlebih dahulu suatu dasar titik temu yang sama.
Organisasi pada umunya terdiri dari pimpinan serta para anggota organisasi. Suatu organisasi akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan apabila komunikasi pada setiap anggota ini dapat berjalan dengan semestinya. Tidak hanya setiap anggota saja akan tetapi pemimpin suatu kelompok  berkewajiban untuk selalu menjaga komunikasi dengan bawahannya. Komunikasi dapat diterapkan dan berjalan dengan baik dalam suatu organisasi apabila pemimpin suatu organisasi bisa dan mau mendengar saran, insfirasi dan pendapat dari anggota kelompok, saling tukar informasi sebih banyak lebih baik serta tepat waktu, kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin maupun seorang pribadi, bawahan maupun anggota membutuhkan kepastian peraturan –peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan, seorang pemimpin tidak harus memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya terhadap bawahannya, serta setiap organisasi harus menyediakan saluran komunikasi. Apabila semua kontek diatas terpenuhi maka komunikasi dalam organisasi akan berjalan  sesuai dengan apa yang diharapkan.

3.2 SARAN
Kita sebagai pelajar atau mahasiswa wajib belajar berkomunikasi yang baik dan benar karena kalau tidak dimulai dari sekarang akan mengalami banyak kerugian di masa yang akan datang. Diharapkan pelajaran komunikasi tidak hanya dipelajari di luar kelas saja tetapi masuk ke pelajaran formal, supaya nantinya dalam terjun ke masyarakat, pemerintahan, dan dunia kerja kita sudah mempunyai skill dimana kita bisa berkomunikasi secara baik dan benar.






DAFTAR PUSTAKA

Ø  Drs. Ig. Wursanto, 2002, Dasar - Dasar Ilmu Organisasi, Andi Yogyakarta