Translate

Rabu, 08 Juni 2016

Proposal Usaha "Tegur: Tempe Gurih"
PROPOSAL USAHA
TEMPE GURIH












Oleh:
Adventio C. A.              10113276
Ibnu Syaebani                14113181
M. Aditya Rahman        15113109
Sari Wijaya                    18113280
Wilson Aleksander G.   19113306




JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016


KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.


Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah softskill Bahasa Indonesia 2. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam proposal ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan proposal ini.





Depok, 5 Juni 2016                


Penulis                                    




BAB I
PENDAHULUAN

Rencana nama perusahaan: PT Tegur Abadi
Calon Pendiri:
1.      Adventio C. A.
2.      Ibnu Syaebani
3.      M. Aditya Rahman
4.      Sari Wijaya
5.      Wilson Aleksander G.

1.1              Latar Belakang
Jaman sekarang telah banyak beredar segala bentuk dan jenis makanan dalam kemasan. Karena kepraktisannya, masyarakat pun akan memilih makanan yang enak, renyah dan tidak lupa juga dengan nilai kesehatannya. Oleh karena itu kami membuat proposal untuk membuat tempe kering yang disajikan didalam kemasan. Dimana produk ini akan dinamakan “Tegur: Tempe Gurih”.
         
1.2              Visi dan Misi Usaha
Visi:
Menjadikan produk “Tegur: Tempe Gurih” menjadi produk makanan yang berkualitas dan mampu menarik seluruh kalangan masyarakat.
Misi:
1.      Memperkenalkan produk kepada masyarakat.
2.      Memberikan kepuasan kepada pembeli.
3.      Berusaha untuk selalu mengembangkan produk.




1.3              Tujuan dan Manfaat
Tujuan:
1.    Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia 2.
2.    Untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dalam bidang usaha.
3.    Berguna untuk meningkatkan kebersamaan dan kekompakan kelompok.
Manfaat:
1.      Membantu pembeli untuk mengisi perut atau hanya sekedar cemilan.
2.      Memiliki beberapa nilai kesehatan karena menggunakan bahan bahan alami.
3.      Menghilangkan rasa jenuh.




BAB II
KEGIATAN USAHA


2.1.            Modal
Modal Per-bungkus:
Bahan Baku
Harga
Tempe
Minyak Goreng
Gula Merah
Bawang Merah
Bawang Putih
Garam
Cabe Merah
Rp. 2.500,-
Rp. 1.000,-
Rp. 2.500,-
Rp. 1.500,-
Rp. 1.000,-
Rp. 1.000,-
Rp. 500,-
Total
Rp. 10.000,-

Penetapan harga per bungkus:
10.000 + (10.000 * 15%) = Rp. 15.000,-

Dalam 1 bulan kami berencana untuk menghasilkan 50 bungkus, maka modal 50 bungkus:  
10.000 * 50 = Rp. 500.000,-

Harga per 50 bungkus :
15.000 * 50 = Rp. 750.000,-

Maka laba yang diperoleh:
750.000 – 500.000 = Rp. 250.000,-




BAB III
Penutup


A.                Kesimpulan
Harapan saya untuk usaha “Tegur: Tempe Gurih” ialah supaya produk ini bisa lebih berkembang dan maju.
Setelah melaksanakan usaha ini, kami dapat mengambil kesimpulan :
1.      Seorang pengusaha harus dapat mengetahui manfaat apa usaha yang mereka akan jual untuk kepentingan orang banyak dan pribadi tanpa merugikan orang lain juga.
2.      Sebelum membuka usaha, seorang pengusaha harus mengetahui kebutuhan konsumen tujuan dan sasaran yang akan dituju.


Sebagai pelengkap dari proposal ini, maka kami cantumkan pula CV masing masing anggota kami.




 Data Pribadi 

Nama                                       : Adventio Christiano Apituley
Jenis kelamin                           : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir              : Ambon, 10 Desember 1995
Kewarganegaraan                   : Indonesia
Status perkawinan                   : Belum menikah
Agama                                     : Kristen
Alamat lengkap                       : Jl. Pekapuran Perum. Bumi Cimanggis Indah Blok
  P2 No.11 RT  001 RW 026 Desa Sukatani
  Kecamatan Tapos
Nomor HP                               : 08980998875
E-mail                                      : adventio_apit@yahoo.com


Pendidikan 

2001 - 2006                 : SD Strada St. Fransiskus Xaverius Jakarta Utara
2007 - 2010                 : SMP Mardi Yuana Depok
2010 - 2013                 : SMA Mardi Yuana Depok




Data Pribadi
Nama                                       : Sari Wijaya
Jenis kelamin                           : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir              : Pontianak, 28 Februari 1995
Kewarganegaraan                   : Indonesia
Status perkawinan                   : Belum menikah
Agama                                     : Muslim
Alamat lengkap                       : Jl. Kebon Jeruk No.11 RT  091 RW 069 Desa
  Sukabudul Kecamatan Tepos
Nomor HP                               : 08123456789
E-mail                                      : wowsugoiiyes@gmail.com


Pendidikan 

2001 - 2006                 : SD Kebayoran Kelapa 12 Jakarta Utara
2007 - 2010                 : SMP Grand Central Bogor
2010 - 2013                 : SMA Bumi Perkemahan Cibubur




Data Pribadi
Nama                                       : Wilson Aleksander GG.
Jenis kelamin                           : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir              : Jakarta, 11 Maret 1995
Kewarganegaraan                   : Indonesia
Status perkawinan                   : Belum menikah
Agama                                     : Kristen
Alamat lengkap                       : Jl. Nanas Kelam No.1 RT  001 RW 001  
  Kecamatan Pepes
Nomor HP                               : 081248575747
E-mail                                      : aahhhhhhyes@yahoo.co.id


Pendidikan 

2001 - 2006                 : SD Ujung Kali Bali
2007 - 2010                 : SMP Bukit Rendah Jakarta Utara
2010 - 2013                 : SMA Gajah Mada Yogyakarta




Data Pribadi
Nama                                       : Ibnu Syaebani
Jenis kelamin                           : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir              : Bogor, 9 Agustus 1995
Kewarganegaraan                   : Indonesia
Status perkawinan                   : Belum menikah
Agama                                     : Muslim
Alamat lengkap                       : Jl. Bawang Bombay  No.9 RT  001 RW 002 Desa
  Mamboya Kecamatan Bujug
Nomor HP                               : 08123475647
E-mail                                      : wauwwauwah@yahoo.com


Pendidikan 

2001 - 2006                 : SD Uno Jakarta Selatan
2007 - 2010                 : SMP Buenos Jakarta Selatan
2010 - 2013                 : SMA Dias Depok




Data Pribadi
Nama                                       : M. Aditya Rahman
Jenis kelamin                           : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir              : Depok, 12 Februari 1995
Kewarganegaraan                   : Indonesia
Status perkawinan                   : Belum menikah
Agama                                     : Muslim
Alamat lengkap                       : Jl. Pekan lalu No.99 RT  004 RW 033 Kecamatan
  Tapos
Nomor HP                               : 08123757572
E-mail                                      : hahahahahae@gmail.com


Pendidikan 

2001 - 2006                 : SD Peloloran Jakarta Utara
2007 - 2010                 : SMP Gujaran Jakarta Utara
2010 - 2013                 : SMA Uttara Depok

Timbangan Pustaka dan Resensi Novel "Ayah"

Timbangan Pustaka

Judul: Ayah
Pengarang: Andrea Hirata
Penerbit: Bentang Pustaka
Terbit: Mei 2015
Tebal Buku: 396 Halaman


Resensi

Andrea Hirata, sang pengarang novel ternama Laskar Pelangi kini kembali dengan novel barunya yang berjudul Ayah. Sama seperti novel Laskar Pelangi, Ayah juga mengambil  Belitung sebagai latar lokasi untuk cerita utamanya. Di novel ini saya mendapat pelajaran tentang betapa pentingnya persahabatan dan keluarga.

Novel ini dimulai dengan menceritakan tentang keseharian dan latar belakang keluarga 3 karakter yang masing masing bernama Sabari, Ukun dan Tamat. Karakter karakter ini bersekolah di sekolah yang sama dan saling bersahabat. Ketiga sahabat ini masing masing memiliki sifat yang unik. Walau mereka diceritakan bersikap konyol dan naif, terkadang mereka bisa menjadi pintar juga.

Si karakter utama Sabari diceritakan jatuh cinta dengan Marlena yang sering dipanggil Lena sejak SMP. Walaupun Lena tidak menyukai Sabari karena wajahnya yang kurang tampan, Sabari tidak pernah menyerah dan selalu berusaha untuk mendapat perhatiannya. Hingga mereka sudah dewasa pun, Sabari masih terus mencintai Lena.

Sabari yang telah dewasa, memutuskan untuk bekerja di perusahaan yang dimiliki oleh ayah dari Lena, Markoni. Di perusahaan itulah Sabari dapat melirik – lirik Lena. Ia juga menjadi karyawan teladan untuk menunjukkan kepada Markoni bahwa ia adalah karyawan yang baik.

Hingga suatu hari, kabar buruk tentang Lena tersebar. Lena dikabarkan telah hamil di luar nikah. Markoni pun memutuskan untuk menikahkan Lena dengan Sabari untuk menyelamatkan nama baiknya sendiri. Walaupun sudah menikah, Sabari dan Lena tetap tidak bisa akur. Lena masih malu memiliki Sabari sebagai suaminya.

Beberapa bulan kemudian lahirlah anak laki laki yang bernama Amiru yang kemudian dipanggil Zorro oleh Sabari. Sabari sangat menyayangi Zorro, setiap hari ia bekerja keras untuk Zorro. Walaupun Lena tidak tinggal dengan mereka, Sabari memakluminya dan tidak terlalu mempermasalahkannya karena ia memiliki Zorro yang dapat mengobati hatinya.

Seiring jalannya waktu, Lena pun menginginkan cerai dengan Sabari. Sabari tidak menolaknya karena yang penting dia masih bisa merawat Zorro. Namun Zorro diambil paksa oleh Lena. Lena dan Zorro hidup dan berpindah pindah karena Lena yang terus kawin cerai dengan orang lain.

Karena ditinggal Zorro, Sabari menjadi stress. Ia mogok makan, tidak mau mengurus rumah, dan tidak mau kerja. Kedua sahabatnya, Ukun dan Tamat kemudian memutuskan untuk menjelajahi Sumatra demi menemukan Lena dan Zorro. Perjalanan mereka pun tidak semudah yang dibayangkan. Walaupun demikian mereka rela melakukan apa saja demi kebahagiaan Sabari dan persahabatan yang masih bertahan. Bagaimana akhir cerita Sabari? Dapatkan teman temannya menemukan Lena dan Zorro? Ceritanya saya putuskan disini agar pembaca dapat membacanya sendiri.

Novel ini memiliki keunggulan yang unik dan berbeda dengan novel lainnya, yaitu banyaknya puisi yang dibuat sebagai pelengkap cerita. Kalimat demi kalimat mudah dibaca dan ditulis dengan indah serta bermakna.

Walaupun demikian, novel ini memiliki kekurangan dimana adanya cerita yang kurang penting tapi terlalu berliku liku dan berlebihan. Ada juga penyebutan nama yang diulang ulang setiap kalimatnya.

Kesimpulannya, novel ini bagus dan penuh dengan kejutan kecil. Cerita antara Ayah dengan anaknya pun menurut saya mampu menyentuh hati setiap pembacanya.

Selasa, 26 April 2016


 Contoh Penulisan Ilmiah
1. Pendahuluan



    1. Latar Belakang

Indonesia sebagai Negara dengan berbagai macam suku dan budaya, tentunya di setiap daerah memiliki ciri khasnya masing-masing. Mulai dari bahasa, pakaian, rumah adat dan juga lagu daerah yang menjadi keunikan tersendiri pada tiap liriknya. Keragaman budaya yang ada khususnya lagu daerah menjadikan hal yang berbeda dari bangsa lain di dunia.

Namun, dewasa ini kita lebih sering mendengarkan lagu-lagu modern yang jauh dari unsur nilai budaya Indonesia. Minat akan lagu daerah pun semakin berkurang bahkan beberapa hanya sekedar tahu saja. Ini terjadi akibat perkembangan zaman yang tanpa diikuti dengan kemauan atau kurangnya minat generasi muda terhadap lagu-lagu daerah Indonesia, mereka lebih memilih untuk mengikuti perkembangan musik yang sedang trend, baik didalam negeri maupun luar negeri.

Perkembangan teknologi yang pesat seiring berjalannya waktu, kini akses internet semakin mudah dan cepat. Hal ini mempermudah mereka, anak muda untuk mengunduh lagu yang diinginkan melaui gadget mereka. Dan apa yang terjadi ini, tidak sebanding dengan materi lagu-lagu daerah yang hanya mereka dapat di jenjang sekolah dasar.

Bahkan trend penggunaan smartphone maupun gadget lainnya sudah bukan orang  dewasa saja yang menggunakannya, anak-anak pun sudah dapat mengoperasikannya. Walaupun hanya sebatas untuk bermain game saja. Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba membuat sebuah Aplikasi Lagu Daerah Indonesia Berbasis Android sebagai cara lain untuk mengenalkan lagu-lagu daerah dengan mudah.

    1. Batasan Masalah

Pembuatan aplikasi ini, dikhususkan untuk para pelajar tingkat Sekolah Dasar. Aplikasi ini bersifat offline, sehingga dapat dioperasikan tanpa harus harus terhubung dengan jaringan internet. Selain dapat digunakan oleh pelajar maupun anak-anak, aplikasi dapat digunakan oleh berbagai kalangan usia atau bagi mereka yang ingin belajar budaya Indonesia melalui lagu daerah. Pembuatan aplikasi menggunakan Eclipse Indigo.

    1. Tujuan Penulisan

Tujuan dibuatnya Aplikasi Lagu Daerah Indonesia Berbasis Android ini, diharapkan dapat membantu para generasi muda agar lebih kembali mencintai dan menghargai kebudayaan Indonesia, terutama pada lagu-lagu daerah Nusantara.

    1. Metode Penelitan

Untuk menyelesaikan penyusunan Penulisan Ilmiah ini, penulis membaginya menjadi empat tahapan, antara lain:

  1. Analisis

Di tahap analisis ini, penulis mengumpulkan data dan berbagai informasi dengan mengambil referensi dari buku dan internet.

  1. Perancangan

Pada tahap ini penulis merancang tampilan untuk pembuatan Aplikasi Lagu Daerah Indonesia Berbasis Android. Perancangan aplikasi ini menggunakan struktur navigasi dengan menggunakan perangkat lunak Eclipse Indigo. Serta beberapa gambar dari internet.

  1. Implementasi

Untuk tahap ketiga, penulis akan melakukan pengujian terhadap aplikasi ini dengan target pengguna smartphone usia Sekolah Dasar. Tujuannya untuk mengetahui apakah dari pembuatan Aplikasi Lagu Daerah Indonesia Berbasis Android ini, sudah sesuai dengan yang diinginkan penulis. Yaitu dapat membantu mengenalkan budaya bangsa berupa lagu-lagi daerah.

  1. Pengujian

Pengujian dilakukan terhadap pengguna gadget atau smartphone usia Sekolah Dasar.
Artikel



Ekesistensi dan Peran Bahasa Indonesia di Era Globalisasi dan Dunia

Semakin banyaknya penutur asing yang ingin belajar menggunakan bahasa Indonesia menunjukkan bahwa peran bahasa Indonesia dalam lingkup pergaulan antar-penduduk dunia semakin penting dan diperhitungkan. Hal ini juga sangat erat kaitannya dengan atmosfer budaya dan kepariwisataan di Indonesia yang menjadi salah satu “pusat budaya dan wisata” dunia. Indonesia, di mata dunia, bagaikan magnet yang memiliki daya tarik dan daya pikat wisatawan mancanegara yang ingin mengetahui lebih jauh kekayaan dan aset wisata Indonesia yang tidak pernah mereka saksikan di negerinya masing-masing. Jika dilakukan upaya serius untuk mendorong bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional bukan mustahil “mimpi” semacam itu benar-benar akan terwujud.

Adakah keuntungannya buat bangsa kita seandainya bahasa Indonesia benar-benar menjadi bahasa internasional? Menurut hemat saya, ada banyak keuntungan yang bisa diperoleh.

Pertama, ikatan nilai nasionalisme dan sikap bangga segenap warga bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional kian kokoh dan kuat. Dengan diakuinya bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional, akar-akar nasionalisme yang selama ini tenggelam akibat dinamika global yang kian deras menggerus sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara akan kembali mencuat ke permukaan. Selain itu, sikap bangga setiap warga bangsa terhadap bahasa nasional kian kokoh akibat menguatnya nilai-nilai “primordialisme” bangsa kita di tengah percaturan masyarakat dunia. Rasa cinta terhadap bangsa dan negara makin mengagumkan.

Kedua, secara kultural, peradaban bangsa kita yang dikenal sangat santun, rendah hati, ramah, dan luhur budi, juga semakin mendapatkan pengakuan dunia. Diakui atau tidak, akibat lemahnya dialog budaya dan upaya diplomasi bangsa kita dalam memperkenalkan produk-produk budaya bangsa di tengah kancah pergaulan masyarakat dunia, termasuk bahasa Indonesia, nilai-nilai kearifan dan keluhuran budi bangsa kita semakin tenggelam, bahkan sama sekali tidak dikenal oleh warga negara asing. Dengan diakuinya bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional, potret budaya bangsa yang sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal akan semakin dikenal secara luas oleh masyarakat internasional.

Ketiga, posisi tawar bangsa kita akan semakin tinggi di mata dunia. Dengan diakuinya bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional, “pamor” bangsa kita akan semakin memancar kuat sehingga peluang untuk ikut menjadi “penentu sejarah” dunia juga makin terbuka. Bukankah ini akan membuka peluang bagi bangsa kita untuk ikut-serta mewujudkan perdamaian dunia secara nyata sebagaimana amanat Pembukaan UUD 1945 yang telah dicanangkan oleh para pendiri negara?

Keempat, pengakuan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional akan membuat bangsa kita mampu memerankan dirinya sebagai “aktor” peradaban dunia menjadi lebih terhormat dan bermartabat. Peradaban bangsa kita yang telah lama dikenal sebagai bangsa yang ramah dan beradab bisa menjadi “modal kultural” yang sangat berharga, sehingga bisa ikut berkiprah dalam mewujudkan tata kehidupan dan peradaban dunia yang lebih santun dan berbudaya.

Kelima, mendorong kemajuan bangsa di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang selaras dengan derap dan dinamika global. Dengan diakuinya bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional, dengan sendirinya bahasa Indonesia akan menjadi bahasa ilmu pengetahuan yang digunakan di banyak negara. Kondisi semacam ini jelas akan sangat menguntungkan bangsa kita yang selama ini dinilai masih tertinggal dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tentu masih banyak keuntungan lain yang bisa diperoleh bangsa kita seandainya bahasa Indonesia benar-benar menjadi bahasa internasional. Bangsa kita tidak hanya mampu memancarkan “pamor” yang kuat di tengah kancah pergaulan dunia, tetapi juga mampu menghidupkan dan merevitalisasi nilai-nilai peradaban berbasis kearifan lokal yang selama ini tenggelam akibat makin kuatnya gerusan nilai-nilai global ke dalam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Cerpen
Misteri Bukit Belakang Sekolah


Pagi itu aku hampir saja telat untuk pergi ke sekolah, kalau saja temanku Ricky tidak menawariku untuk naik motor bersamanya. “Untung ada lu bro,jadi nggak telat nih gue thank’s bro” kataku sambil menepuk pundak besarnya, Dia pun hanya tertawa menanggapi perkataan tadi dan kembali meminum segelas kopi yang telah ia beli dari kantin sekolah. “Oh ya Vin,lu sore nanti ada kegiatan nggak?”,”ada perlu apaan sih?” tanyaku,”udahlah ikut aja dulu,ntar juga lu tahu” kata Ricky sambil beranjak pergi ke kursinya,akupun hanya diam menanggapi apa yang Ia katakan . Mumpung besok libur juga sih pikirku. Tidak terasa akhirnya jam sekolah pun usai, waktu menunjukkan pukul 13:45 WIB dan aku langsung bergegas pulang ke rumah dengan berjalan kaki.

Sesampainya di rumah, aku langsung menuju kamar kemudian menyalakan komputer dan mengerjakan PR, agar nantinya bisa santai pas malam hari. Setelah lama mengerjakan tugas,tiba-tiba adik perempuanku memanggil dari lantai bawah “kak, turun ada temannya nih!”,”pasti si Ricky” pikirku,“iya sebentar..”  ketika turun dari tangga aku terkejut,ternyata yang datang adalah gadis yang jadi idola di sekolah dan kebetulan juga dia teman sekelas gue dari kecil, inilah yang bikin cowok lain iri ke gue karena bisa dekat banget dengannya. “Hei Vin..” sapa gadis tersebut. Namanya Natasha Clifford, Ia adalah wanita cantik keturunan Perancis-Amerika, ayahnya adalah pemilik perusahaan besar di bidang teknologi komunikasi, sedangkan ibunya adalah seorang politikus muda. Inilah mengapa Ia menjadi orang terkaya di sekolahku. Namun, sifatnya yang baik, murah hati dan mudah bergaul inilah yang membuatnya terkenal di sekolah,apalagi ditambah dengan wajah cantik dan juga bentuk tubuh yang layaknya seorang model,bikin para cowok makin rajin ke sekolah.  ”I.. i.. iya Nat,ada apa? Kok tumben”, ah sial apaan sih kok gue jawabnya gitu. “Ini tadi topi kamu ketinggalan nih di kelas,untung nggak aku buang”, “topi.. oh iya,lupa gue  Nat hahaha..” “makanya jadi orang jangan pelupa” katanya sambil sedikit tertawa. Kami pun asyik mengobrol di ruang keluarga, tak lama setelah kami mengobrol akhirnya Natasha pamit pulang karena ada urusan keluarga malamnya.

“Ada yang diapelin nih sore-sore haha..” ledek adikku yang sedang sibuk menyiapkan masakan untuk makan malam nanti, ”apaan sih kamu, udah sana masak” kataku sambil segera membantu adikku memasak di dapur. Ya memang, dirumah hanya ada kami berdua aku, Calvin dan adik perempuanku, Cathryn yang kini duduk di bangku kelas tiga SMP. Kedua orang tuaku pergi begitu saja ketika aku masih kelas tiga SD dan adikku yang saat itu masih TK, untungnya kemudian kami berdua dirawat oleh paman dan terkadang oleh nenekku. Sudah dua tahun kami tinggal dirumah warisan pemberian nenek. Pukul 18:28 WIB waktu berlalu terasa cepat, Ricky yang mengajakku pergi pun tak kunjung datang sore tadi. Ah sudahlah, mungkin saja dia lupa atau sibuk dengan kegiatan bandnya, tak ambil pusing akupun menonton acara TV favoritku di ruang keluarga sambil menunggu makan malam. Kemudian, aku dan adikku makan malam  dengan dilanjutkan dengan bermain game berdua di PS4 yang baru kubeli minggu lalu, usai bermain aku menyempatkan diri untuk mengunci pintu dan jendela memastikan semuanya aman serta mematikan lampu yang tidak perlu. Adikku pun sudah pergi tidur duluan. Sesampainya dikamar, aku mengambil ponsel dan mengirim pesan ke Ricky, menanyakan kenapa tidak jadi pergi tadi sore.

“Udah jam segini belum bales juga nih orang,tidur apa?” gerutuku kesal. Pukul 10:23 WIB, sudah sejam yang lalu pesanku tidak dibales oleh Ricky. Daripada menunggu lama akupun akhirnya tertidur dengan headset dari iPod yang masih terpasang,memutar lagu-lagu dari DJ Martin Garrix dan lagu dari DJ lainnya. Tiba-tiba aku terbangun karena kaget ada suara telepon yang berdering, ”jam segini siapa yang nelpon sih..” kulihat jam masih menunjukkan pukul 02:30 WIB, hanya sebentar telepon tersebut berdering kemudian mati. Aku malas mengangkat telepon itu karena pusing akibat terbangun secara mendadak. “Ini nomor siapa coba? Ricky bukan, Natasha apalagi” pikirku dalam hati. Lalu aku melanjutkan tidurku kembali sambil merapihkan headset yang sudah terlepas dari telingaku saat tertidur, keatas meja. Pagi itu aku mencoba menelpon kembali nomor tersebut, namun setelah beberapa kali kucoba tetap tidak dapat dihubungi dan hanya ada informasi dari operator bahwa nomor yang dituju sedang berada diluar jangkauan area.

“Kak, aku pergi dulu ya..” Cathryn pamit untuk pergi ke sekolah karena ada eskul renang, “iya, hati-hati Cath..” jawabku. Akhirnya bebas juga aku dirumah. Di sabtu pagi biasanya aku hanya duduk-duduk santai sambil minum teh buatan Cathryn yang nikmat, ditemani biskuit coklat sungguh membuat suasana libur semakin mantap. 30 menit berlalu sudah aku habiskan dengan ngeteh sambil nonton TV, sampai suara bel rumahku berbunyi dan mengejutkanku dari acara santai ini. Kuhampiri lalu kubuka pintu rumah, betapa senang bukan main ternyata itu adalah Natasha yang datang berkunjung ke rumah. Ia tampak santai saat itu,dengan rambutnya yang dikuncir memperlihatkan lehernya yang jenjang serta hanya mengenakan sepatu sandal dan rok berwarna krem yang menutupi lutut denhgan atasan balutan kaus berwarna biru bertuliskan “Geek”. “Ada apa Nat? Pagi-pagi begini” tanyaku, memang saat itu waktu masih menunjukkan pukul 08:36 WIB dan biasanya Dia main ke rumahku di siang hari setiap sabtu untuk membantu adikku memasak.

“Vin, kamu lihat Ricky nggak semalam?” tanya Natasha, “nggak,dari kemarin sore dia juga belum ada kabar Dia kemana” jawabku sambil mengajak Natasha masuk ke ruang tamu. “Itu tadi teman satu bandnya menanyaiku di jalan.. karena sudah dari semalam nggak datang buat latihan dan susah untuk dihubungi” kata Natasha cemas. Aku heran saat itu karena Ricky tidak pernah absen untuk urusan hal itu, karena ia adalah seorang vokalis grup bandnya tersebut. “Apa mungkin dia pergi ke sana ya” kataku, “kesana? Kemana Vin?” tanya Natasha heran melihatku cemas. “Iya, Dia akhir-akhir ini sering membicarakan soal misteri yang ada di kuil bukit belakang sekolah kita. Apa jangan-jangan Dia pergi kesana ya?” kataku bingung, “Ngapain juga dia kesitu Vin, memangnya ada apa disana?” tanya Natasha heran, “entahlah, bagaimana kalau kita kesana Nat?” tanyaku kembali. Natasha diam sejenak dan menganggukkan kepala sambil berkata “ok, kita berangkat sekalian malam mingguan kan?” tanyanya tersenyum, “Hahaha iya deh iya..” jawabku kegirangan, “YES! Traktir ya Vin..” jawab Natasha antusias. Akupun hanya tertawa sambil berjalan ke tangga.

Suasana kota cukup ramai siang ini, banyak kendaraan pribadi yang keluar dijalan menyebabkan kepadatan lalu lintas, serta orang-orang yang  berjalan di setiap sudut pertokoan pinggir jalan dan taman kota mencari tempat untuk mengahabiskan akhir pekan. Aku dan Natasha asyik mengobrol dengan segelas cup es serut vanila dengan potongan buah-buahan, di taman. Setelah itu, kami pun melanjutkan perjalanan ke bukit belakang sekolah dengan berjalan kaki, karena letak sekolah tidak terlalu jauh dari rumahku, hanya berjarak kurang lebih 6 menit dari taman kota dan 12 menit dari rumahku. Sesampainya di bukit, aku dan Natasaha menyempatkan untuk melihat pemandangan kota,siang ini sekitar pukul 12:53 WIB cuaca cukup berawan jadi tidak terlalu panas. Di pinggir jalan bukit tidak jauh dari tempat kami melihat pemandangan, terdapat sebuah tangga menuju kuil tua,yang terkenal akan cerita mistisnya,Natasha memegang tanganku erat sembari kami berdua mencoba menyusuri anak tangga tersebut. Desir angin yang menerpa pepohonan besar di sekitar kami membuat suasana semakin terasa sepi dan mencekam ditambah beberapa makam kuno yang terdapat disamping tangga yang melengkapi aura mistis makin terasa.

Kami pun akhirnya tiba di kuil tersebut, dengan berkeliling sambil sesekali menghubungi Ricky secara bergantian, kuil tersebut cukup besar meski terbuat dari kayu,dengan cat berwarna merah yang agak pudar karena dimakan usia. Wajar saja, kuil ini sudah lama tidak digunakan dan ditutup, karena alasan yang kurang jelas oleh pemerintah kota. Halaman kuil pun cukup luas dengan beberapa patung Budha di depan dan sebuah gong besar disisi kanan bangunan serta terdapat juga sumur tua yang konon pernah menjadi tempat lokasi bunuh diri oleh seorang wanita beberapa tahun yang lalu sampai cerita adanya hantu samurai tanpa kepala yang sering kudengar dari orang-orang. Cukup lama kami berkeliling dan menghubungi Ricky namun tidak dapat kembali dihubungi seperti biasa. Natasha yang saat itu cukup lelah akhirnya duduk di sisi tangga kuil, dan aku mencoba masuk kedalam kuil namun karena dikunci aku jadi hanya bisa mengintip dari celah kecil ukiran yang ada di dinding kuil, lagi-lagi karena gelap jadi tidak terlihat apapun dari dalam. “Kriing.. Kriiing..” bunyi handphone-ku bordering dan sontak membuat kami berdua kaget karena hal itu. Akupun mengangakat panggilan tersebut, ternyata itu adalah ibunya Ricky yang menelpon. Ibunya Ricky menelpon karena sudah seharian ini tidak pulang katanya.

Natasha pun memintaku untuk pulang karena sudah waktu sudah hampir sore, dan memang benar karena saat kulihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 14:45 WIB. Suasana kuil pun semakin gelap karena cuaca mulai mendung. Kami berdua langsung bergegas pulang. Dijalan aku dan Natasha pun bingung kemana perginya Dia,kami berdua  akhirnya menanyakan hal ini ke kantor Polisi terdekat tentang keberadaan temanku Ricky. Polisi pun akan segera mencari keberadaan Dia setelah mereka mengumpulkan keterangan saksi dan keluarga serta yang lainnya. Akupun pulang mengantarkan Natasha terlebih dahulu kerumahnya, baru setelah itu aku pulang kerumah. Setibanya dirumah, seperti biasa Cathryn memarahiku karena pulang terlalu sore tanpa memberi tahu Ia sebelumnya,akupun hanya diam dan pergi menuju kamarku meninggalkan adikku yang masih cembetut menatapku dari belakang di ujung bawah tangga. Kulihat kembali jam tanganku waktu pukul menunjukkan pukul 17:10 WIB, “wajar si Cathryn marah. Maaf ya Cath” kataku sambil merebahkan diri di kasur. Akupun tertidur. “Kriiing.. kriing..”. “Sial!” umpatku kesal karena kaget. “Ini kan nomor yang waktu itu” kataku, segera saja kuangkat panggilan tersebut, namun yang terdengar hanya sebuah orang yang sedang kelelahan dengan napas terengah-engah seperti habis dikejar oleh sesuatu. “Halo? Halo? Rick? Lu dimana?”, tanyaku panik, “tuuuut..” “ah kok putus sih,payah!” kataku kesal sambil memukul dinding tembok kamarku.

Tak lama setelah itu, aku menelpon Natasha dan menceritakan perihal apa yang kualami tadi. “Kamu yakin itu Ricky? Apa yang terjadi dengannya Vin?” Tanya Natasha cemas, “nggak tahu Nat,tapi gua yakin itu Dia. Nomornya sih bukan nomor dia juga,tapi gua yakin dia ada di suatu hutan atau apalah itu, karena gua denger ada bunyi pohon-pohon gitu” jawabku terbata-bata. Usai menelpon Natasha, aku membersihkan diri terlebih dahulu untuk kemudian makan malam bersama adikku. Di sela-sela makan malam aku menceritakan apa yang terjadi temanku pada adikku, Ia pun turut mengkhawatirkan apa yang mungkin terjadi pada Ricky. Dia adalah temanku yang selama ini membantuku dalam mengajari soal musik dan  olahraga basket, yang kini jadi kegiatan favorit untuk menghabiskan waktu luang dengan menumpang bermain di lapangan basket pribadi milik Natasha. Maklum rumahnya besar dan memiliki segala fasilitas lengkap di dalamnya. Tubuhnya yang besar dan atletis, kerap kali menjadi momok tersendiri di sekolah karena tak ada yang berani melawannya. Untung saja Dia jadi temanku. Tapi itu berbalik dengan sifatnya yang baik dan penolong, terutama kepada Cathryn adikku. Ricky memang terkadang suka menggoda adikku yang polos untuk mengajaknya makan dan jalan-jalan bersamanya, namun sering kali kuhalangi karena kesal dengan ulahnya, walaupun Ia tidak bermaksud apapun.

Sudah  seminggu berlalu sejak hilangnya Ricky, pihak sekolah pun sudah membantu kepolisian dengan mengumpulkan dan mencari keterangan bukti apapun mengenai keberadaan sahabatku ini. Ibunda Ricky tidak henti menangis menunggu kabar dari anak satu-satunya tersebut dirumahnya. Hati seorang ibu mana yang tak merasa kehilangan anak tunggalnya yang pergi tanpa ada kabar sedikit pun. Panggilan misterius itu pun terkadang masih sering menelponku, polisi tetap tidak dapat menemukan lokasi si “penelpon misterius” tersebut walau sudah tiga hari yang lalu aku melaporkan hal ini, karena tidak terdeteksi dan tercantum di operator manapun. Akhirnya sore sepulang sekolah aku, Natasha dan beberapa temanku memutuskan untuk pergi ke kuil tua yang ada di bukit belakang sekolah. Dengan peralatan lengkap seperti senter, P3K dan alat keamanan lainnya untuk mencari keberadaan Ricky. Sekitar pukul 15:21 WIB kami tiba di kuil, dan langsung membagi tiga kelompok yang terdiri dari 3 orang masing-masing kelompoknya. Aku, Natasha dan Kagawa berada di kelompok 1, Shigeru, Matsumoto dan Ayumi di kelompok 2, serta Aoyama, Haruka dan Ryan di kelompok 3. Kami bertiga mulai menysuri jalan setapak yang ada di hutan tersebut dengan hati-hati, Natasha berjalan disampingku sambil memegang tangan kiriku dengan erat menggunakan kedua tangannya, sedangkan Kagawa berjalan di depanku dengan membawa tongkat untuk berjaga-jaga.

Hari pun mulai gelap, suasana hutan yang mencekam kini semakin mencekam. Kami pun menyalakan senter untuk membantu menerangi jalan. Aku menghubungi adikku terlebih dahulu bahwa akan pulang malam karena ada tugas kelompok. Tentu saja aku berbohong, karena tak mau Cathryn cemas karena aku pergi ke hutan. Suara jangkrik mulai terdengar dari balik semak-semak, kulihat jam tanganku dan waktu sudah menunjukkan pukul 18:19 WIB. “Gelap banget Vin.. takut aku” keluh Natasha, “iya, sabar ya Nat. Kan ada gue sama Kagawa, aman kok” aku mencoba menenangkan dia. Mata kami terus melihat sekeliling sambil sesekali meneriakkan nama Ricky, senter milikku menyoroti sebuah patung besar tua yang ada di pinggir jalan setapak, kami bertiga sempat terkejut dan mengira itu adalah seseorang yang ada dihutan karena tinggi patung tersebut seperti orang dewasa. Patung tersebut seolah-olah mengamati kita dari tadi dan menunggu untuk mengejutkan kami bertiga.

Setelah agak lama berkeliling, kami semua kembali dan berkumpul di kuil untuk memberi laporan pada masing-masing kelompok, saat ini sudah jam 19:48 malam dan tiba-tiba handphone berbunyi, ternyata itu panggilan dari nomor misterius, lalu menyalakan loud speaker agar semuanya  mendengar. “…su..dah de de..kat, sedikit la..gi..”, saat itu juga kami semua refleks ketakutan, aku yang waktu itu berpikir bahwa Ricky masih selamat, langsung berlari sambil memegang handphone-ku dan bertanya pada si penelpon “dimana? Dimana kamu? Gue udah dekat nih!” teriakku. Yang lain pun mengikuti ku dengan berteriak memanggil Ricky. Aku berjalan keluar dari jalur setapak cukup jauh tak tentu arah, sampai pada akhirnya aku menemukan seseorang tergeletak di dekat tumpukan batu dengan senterku, “tidak mungkin ini Ricky” ucapku berulang kali ketika berusaha menedekat sambil menyoroti jasad tersebut dengan senterku, dan saat itu kulihat Ia masih menggunakan seragam sekolah. “Calvin..” teriak Natasha yang berusaha mendekat ke tempatku disusul yang lainnya. Aku terkejut dan berteriak “tidaaak..”, ternyata jasad tersebut adalah Ricky sahabatku. Natasha yang saat itu melihat langsung terjatuh lemas, seolah tak percaya bahwa temannya telah tewas mengenaskan di dalam hutan. Kemudian kami segera melapor kepada pihak kepolisian dan orang tua Ricky. Tak lama berselang polisi dan tim medis pun tiba di lokasi. Kami semua saat itu hanya duduk diam di dekat kuil, dan masih tidak percaya dengan apa yang kami lihat.

Dua bulan berlalu, hasil investigasi polisi melaporkan bahwa Ricky tewas sudah seminggu dari semenjak ditemukan. Dengan luka sayatan panjang ditubuhnya, yang diduga akibat terkena tebasan pedang. Dan ditemukan juga sebuah HP dengan nomor yang selama ini selalu menelponku, yang ternyata itu adalah milik Ricky. Saat itu kaget akan hasil laporan tersebut, karena tidak mungkin Ricky yang menelpon selama ini, tapi suara tersebut benar adanya bahwa itu adalah suara Ricky. Lalu siapa yang menelponku?. Aku teringat kembali bahwa saat aku menemukan jasadnya wajah Ricky terlihat seperti ketakutan. Apa yang Ia lihat sampai ketakutan seperti itu?. Mungkinkah ini ulah hantu samurai terebut? Lalu kalau memang benar, apa yang dilakukan dia disana? Pikiran ini terus menggangguku. Akupun lulus sekolah dan melanjutkan kuliah di universitas terkenal dikotaku, adikku Cathryn kini sekolah di SMA ku dulu, dan Natasha pindah ke luar negeri bersama ayahnya di Amerika. Namun, setiap kali kulihat bukit tersebut aku selalu teringat akan Ricky, sahabatku yang akan selalu kuingat terus kebaikannya.