Ekesistensi dan Peran Bahasa
Indonesia di Era Globalisasi dan Dunia
Semakin
banyaknya penutur asing yang ingin belajar menggunakan bahasa Indonesia
menunjukkan bahwa peran bahasa Indonesia dalam lingkup pergaulan antar-penduduk
dunia semakin penting dan diperhitungkan. Hal ini juga sangat erat kaitannya
dengan atmosfer budaya dan kepariwisataan di Indonesia yang menjadi salah satu
“pusat budaya dan wisata” dunia. Indonesia, di mata dunia, bagaikan magnet yang
memiliki daya tarik dan daya pikat wisatawan mancanegara yang ingin mengetahui
lebih jauh kekayaan dan aset wisata Indonesia yang tidak pernah mereka saksikan
di negerinya masing-masing. Jika dilakukan upaya serius untuk mendorong bahasa
Indonesia sebagai bahasa internasional bukan mustahil “mimpi” semacam itu benar-benar
akan terwujud.
Adakah
keuntungannya buat bangsa kita seandainya bahasa Indonesia benar-benar menjadi
bahasa internasional? Menurut hemat saya, ada banyak keuntungan yang bisa
diperoleh.
Pertama,
ikatan nilai nasionalisme dan sikap bangga segenap warga bangsa terhadap bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional kian kokoh dan kuat. Dengan diakuinya bahasa
Indonesia sebagai bahasa internasional, akar-akar nasionalisme yang selama ini
tenggelam akibat dinamika global yang kian deras menggerus sendi-sendi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara akan kembali mencuat ke permukaan.
Selain itu, sikap bangga setiap warga bangsa terhadap bahasa nasional kian
kokoh akibat menguatnya nilai-nilai “primordialisme” bangsa kita di tengah
percaturan masyarakat dunia. Rasa cinta terhadap bangsa dan negara makin
mengagumkan.
Kedua,
secara kultural, peradaban bangsa kita yang dikenal sangat santun, rendah hati,
ramah, dan luhur budi, juga semakin mendapatkan pengakuan dunia. Diakui atau
tidak, akibat lemahnya dialog budaya dan upaya diplomasi bangsa kita dalam
memperkenalkan produk-produk budaya bangsa di tengah kancah pergaulan
masyarakat dunia, termasuk bahasa Indonesia, nilai-nilai kearifan dan keluhuran
budi bangsa kita semakin tenggelam, bahkan sama sekali tidak dikenal oleh warga
negara asing. Dengan diakuinya bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional,
potret budaya bangsa yang sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal akan semakin
dikenal secara luas oleh masyarakat internasional.
Ketiga,
posisi tawar bangsa kita akan semakin tinggi di mata dunia. Dengan diakuinya
bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional, “pamor” bangsa kita akan semakin
memancar kuat sehingga peluang untuk ikut menjadi “penentu sejarah” dunia juga
makin terbuka. Bukankah ini akan membuka peluang bagi bangsa kita untuk
ikut-serta mewujudkan perdamaian dunia secara nyata sebagaimana amanat
Pembukaan UUD 1945 yang telah dicanangkan oleh para pendiri negara?
Keempat,
pengakuan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional akan membuat bangsa
kita mampu memerankan dirinya sebagai “aktor” peradaban dunia menjadi lebih
terhormat dan bermartabat. Peradaban bangsa kita yang telah lama dikenal
sebagai bangsa yang ramah dan beradab bisa menjadi “modal kultural” yang sangat
berharga, sehingga bisa ikut berkiprah dalam mewujudkan tata kehidupan dan
peradaban dunia yang lebih santun dan berbudaya.
Kelima,
mendorong kemajuan bangsa di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang selaras
dengan derap dan dinamika global. Dengan diakuinya bahasa Indonesia sebagai
bahasa internasional, dengan sendirinya bahasa Indonesia akan menjadi bahasa
ilmu pengetahuan yang digunakan di banyak negara. Kondisi semacam ini jelas
akan sangat menguntungkan bangsa kita yang selama ini dinilai masih tertinggal
dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tentu
masih banyak keuntungan lain yang bisa diperoleh bangsa kita seandainya bahasa
Indonesia benar-benar menjadi bahasa internasional. Bangsa kita tidak hanya
mampu memancarkan “pamor” yang kuat di tengah kancah pergaulan dunia, tetapi
juga mampu menghidupkan dan merevitalisasi nilai-nilai peradaban berbasis
kearifan lokal yang selama ini tenggelam akibat makin kuatnya gerusan
nilai-nilai global ke dalam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar