BAB 4
PEMUDA DAN SOSIALISASI
A. Pengertian
Internalisasi Belajar, Spesialisasi, dan proses Spesialisasi serta peranan
Sosial Pemuda di Masyarakat
Pengertian
Pemuda.
Pemuda diidentikkan dengan kaum muda yang merupakan generasi bangsa, yang
akan menentukan perubahan-perubahan dimasa yang akan datang. Sebagai seorang
mahasiswa/mahasiswi kita adalah pemuda yang memiliki intelektual yang dapat
berpikir demi perubahan dan kemajuan negara ini. Telah kita ketahui bahwa
pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan
masalah nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada
pengertian ini. Di dalam masyarakatpemuda merupakan satu identitas yang
potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi
pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa
siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Pengertian
Sosialisasi.
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer
kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi
lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi
diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Pengertian sosialisasi secara umum
dapat diartikan sebagai proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati
norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk
berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakatnya.
Proses Sosialisasi
George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui
seseorang dapat dibedakan menlalui tahap-tahap sebagai berikut.
·
Tahap persiapan (Preparatory
Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan,
saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh
pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan
meniru meski tidak sempurna.
·
Tahap meniru (Play
Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya
seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama
diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai
menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan
seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada
posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia
sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari
orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan
bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini
disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)
·
Tahap siap bertindak (Game
Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang
dan digantikan oleh peran yang
secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya
menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan
adanya kemampuan bermain secara
bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan
bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin
banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan
teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar
keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak
mulai menyadari bahwa ada norma tertentu
yang berlaku di luar keluarganya.
·
Tahap penerimaan norma
kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi
masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya
dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat
luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja
sama--bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya-- secara mantap. Manusia
dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam
arti sepenuhnya.
Internalisai
belajar dan Sosialisasi
Internalisasi adalah
perubahan dalam masyarakat. SedangkanSosialisasi adalah suatu peroses yang
mempelajari tentang norma – norma masyarakat yang akan membentuk
keperibadiannnya dilingkungan masyarakat. Jadi jika tidak adanya Internalisasi
dan Sosialisasi didalam lingkungan masyarakat. Maka tidak akan ada perubahan
dilingkungan itu.
B. Pola
Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
Rangkaian kebijaksanaan pokok dalam pembangunan di bidang pendidikan dan
pembinaan generasi muda dalam Repelita II mencakup sejumlah kegiatan lanjutan,
perluasan dan peningkatan berbagai usaha selama Repelita I. Hal ini
dilaksanakan dalam rangka pemecahan keseluruhan masalah yang mendesak secara
lebih mendasar. Masalah-masalah di bidang pendidikan dan pembinaan generasi
muda antara lain menyangkut perluasan dan pemerataan kesempatan belajar,
peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan, keserasian (relevansi) pendidikan
dengan kebutuhan pembangunan, tepat guna dan hasil guna pengelolaan sistim
pendidikan, peningkatan dan perluasan pendidikan luar sekolah, pembinaan
generasi muda pada umumnya, pembinaan olah raga, serta peningkatan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan pendidikan dan pembinaan generasi muda. Berbagai
masalah tersebut berkaitan satu sama lain sehingga keseluruhan kebijaksanaan
dalam mengatasinya secara lebih mendasar dengan sendirinya merupakan suatu
kebulatan pula.
Langkah-langkah kebijaksanaan yang digariskan dalam Repelita II telah
mengarahkan penyusunan program-program utama untuk mencapai sasaran-sasaran
pokok di bidang pembangunan pendidikan dan pembinaan generasi muda melalui
pelaksanaan rencana tahunan. Garis-garis kebijaksanaan terse-but antara lain
adalah sebagai berikut:
Perluasan dan pemerataan kesempatan belajar. Usaha perluasan dan pemerataan kesempatan belajar sebagai pencerminan dari azas keadilan sosial ditujukan terutama pada Sekolah Dasar, yaitu dengan membangun gedung-gedung SD baru yang dapat menjamin perluasan daya tampung SD untuk 85% dari seluruh anak umur 7 — 12 tahun yang pada akhir Repelita II diperkirakan berjumlah 23,0 juta. Sehubungan dengan ini, perhatian khusus diberikan pula pada penyediaan guru guru SD yang bermutu dalam jumlah yang memadai sesuai dengan perluasan kesempatan belajar pada SD.
Perluasan dan pemerataan kesempatan belajar. Usaha perluasan dan pemerataan kesempatan belajar sebagai pencerminan dari azas keadilan sosial ditujukan terutama pada Sekolah Dasar, yaitu dengan membangun gedung-gedung SD baru yang dapat menjamin perluasan daya tampung SD untuk 85% dari seluruh anak umur 7 — 12 tahun yang pada akhir Repelita II diperkirakan berjumlah 23,0 juta. Sehubungan dengan ini, perhatian khusus diberikan pula pada penyediaan guru guru SD yang bermutu dalam jumlah yang memadai sesuai dengan perluasan kesempatan belajar pada SD.
Demikian pula kesempatan belajar pada sekolah lanjutan pertama bagi
lulusan SD akan diperbesar dengan sekaligus memperhitungkan kenaikan proporsi
lulusan SD yang ingin melanjutkan pelajaran ke Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Pada tingkat sekolah lanjutan atas, khususnya daya tampung Sekolah Pendidikan
Guru (SPG) akan ditingkatkan sesuai dengan kebijaksanaan perluasan pendidikan
dasar yang memerlukan guru tambahan. Dalam pada itu kapasitas Sekolah Teknik
Menengah (STM) dan sekolah-sekolah kejuruan lainnya akan ditingkatkan sesuai
dengan kebutuhan terhadap tenaga trampil dan bermutu. Selanjutnya, pada tingkat
pendidikan tinggi, perluasan kesempatan studi akan lebih diarahkan kepada
bidang-bidang studi tertentu yang selama ini relatif belum mencukupi.
Dalam pada itu, kebijaksanaan pemerataan kesempatan belajar ditunjang
pula oleh kebijaksanaan pengadaan berbagai jenis beasiswa di semua jenis dan
tingkat pendidikan, terutama untuk para pelajar dan mahasiswa yang berbakat
atau mampu berprestasi namun keadaan sosial ekonominya relatif lemah.
Definisi
Perguruan Tinggi.
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen. Menurut jenisnya, perguruan tinggi dibagi menjadi dua:
·
Perguruan
tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah.
·
Perguruan
tinggi swasta adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pihak swasta.
Definisi
Pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi
pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi
lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.
Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
Alasan Untuk
Berkesempatan Mengenyam Perguruan Tinggi.
Kesempatan kerja.
Tidak
dapat disangkal bahwa orang-orang yang memiliki gelar sarjana lebih dihargai
dan dicari di pasar kerja dibandingkan dengan mereka yang baru saja lulus SMA.
Dan bahkan jika perusahaan besar merekrut orang, mereka jelas akan memilih
orang-orang dengan gelar sarjana.
Kepribadian dan tanggung jawab.
Pendidikan perguruan tinggi bukan
hanya berkisar seputar akademisi. Seorang siswa berpartisipasi dalam sejumlah
kegiatan ekstra kurikuler selama tahun-tahun dalam kuliahnya. Dia bekerja pada
sejumlah presentasi dan tugas. Semua hal ini membantu dalam pembentukan
kepribadian seseorang. Fakta nyata adalah bahwa pendidikan tinggi membantu
dalam meningkatkan pengetahuan seseorang, analitis dan keterampilan pemecahan
masalah. Banyak siswa tinggal jauh dari keluarga mereka untuk pertama kalinya
dalam hidup mereka selama bertahun-tahun waktu kuliah. Dengan demikian, mereka
cenderung menjadi lebih bertanggung jawab dan serius selama belajar di
perguruan tinggi.
Pendapat.
Pemuda menurut pendapat saya adalah individu yang memiliki potensi yang besar dalam berbagai bidang,terutama pendidikan. Seperti yang kita ketahui,para pemuda selalu menjadi penggebrak suatu aksi penolakan hal negatif yang terjadi di negara ini. Dengan bermodal semangat tinggi,mereka mampu mengubah sejarah reformasi di Indonesia. Akan tetapi hal ini,kadang menjadi kurang apabila aksi mereka tidak dibarengi oleh ilmu. Maka dari itu,pendidikan adalah faktor penting suksesnya generasi muda bangsa Indonesia.
Referensi.
Sosiopage.blogspot.com
Wikipedia.com
Sejarah.kompasiana.com
Facebook.com/PPIND
Tidak ada komentar:
Posting Komentar