PROPOSAL
PENELITIAN
PENGARUH PARTISIPASI
DAN KEPUASAN PEMAKAI TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI
Disusun
Oleh :
M.
Aditya Rahman
15113109
Program
S1 Sistem Informasi
UNIVERSITAS
GUNADARMA
(UG)
DEPOK
2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL PROPOSAL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian
4
1.4 Manfaat Penelitian 5
BAB 2 LANDASAN
TEORI 5
BAB 3 METODOLOGI
PENELITIAN 10
BAB 4
RANCANGAN ALOKASI DANA DAN WAKTU
PENELITIAN 15
Daftar Pustaka 25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Saat ini teknologi berkembang sangat
cepat. Hal ini diikuti oleh perkembangan teknologi yang berbasis sistem
informasi. Perkembangan dari sistem informasi membutuhkan berbagai faktor
pendukung, seperti partisipasi dari pengguna. Partisipasi pengguna diharapkan
mampu mendukung kesuksesan dari sistem informasi yang mencerminkan kepuasan
dari para pengguna sistem informasi.
Hubungan antara partisipasi dan kepuasan
para pengguna dipengaruhi oleh beberapa faktor kemungkinan. McKeen et.al.
(1994) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa
kompleksitas tugas dan kompleksitas sistem sebagai variabel-variabel
yang moderat, sedangkan dampak dari pengguna dan komunikasi pengguna sebagai
variabel yang independen dihubungkan dengan partisipasi dan kepuasan dari para
pengguna.
Pengembangan sistem informasi merupakan
sebuah keputusan yang sangat strategis. Selain menyangkut investasi yang cukup
besar, terdapat banyak faktor lain yang harus dipertimbangkan. Kompleksitas
sistem bukanlah merupakan jaminan perbaikan kinerja, bahkan bisa jadi
kontraproduktif bila dalam tahapan implementasi ternyata tidak didukung dengan
kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang dikuasai perusahaan. Guimares (2003) menyatakan bahwa sistem informasi harus
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna.
Paparan singkat ini menunjukkan bahwa
dalam pengembangan sistem informasi, organisasi perlu untuk secara proaktif
melibatkan SDM-nya dengan keputusan strategis ini. Dengan kata lain diperlukan
partisipasi aktif dari para pengguna (pegawai) agar nantinya sistem yang
dikembangkan dapat berjalan secara efektif.
Beberapa hasil riset menemukan bahwa
partisipasi aktif dalam pengembangan
sistem mempunyai hubungan positif dengan keberhasilan sistem (Ives dan Olson
1984; Barki dan Hartwick 1994; Guimaraes et al. 2003). Namun demikian beberapa
hasil riset lain justru memperoleh temuan yang berbeda. Partisipasi mempunyai
hubungan yang negatif dan partisipasi mempunyai hubungan yang tidak signifikan
dengan keberhasilan sistem ( Barki dan Hartwick 1989). Pertentangan hasil riset
ini memberikan indikasi perlunya dilakukan pendekatan kontijensi dalam mencari
hubungan antara partisipasi pengguna dan keberhasilan sistem dalam pengembangan
sistem informasi.
Guimares et al. (2003) menyatakan bahwa
keberhasilan sistem mempunyai tiga komponen (tolak ukur), yaitu kualitas
sistem, manfaat sistem dan kepuasan pengguna. Pendapat ini menunjukkan bahwa
keberhasilan dalam pengembangan sistem informasi terkait dengan pengguna
ditentukan oleh sampai sejauh mana partisipasi yang ada dapat menyebabkan
kepuasan pengguna. Dalam komunitas pengembang sistem, partisipasi merupakan
faktor yang harus dipertimbangkan untuk menjamin kepuasan pengguna sehingga
mampu menunjang keberhasilan sistem tersebut (Mckeen et al. 1992).
Pengguna mempunyai peran yang sangat
sentral dalam pengembangan sistem informasi. Faktor partisipasi pengguna secara
umum dari berbagai hasil riset memberikan kontribusi positif terhadap
keberhasilan pengembangan sistem. Hasil penelitian yang dipaparkan baik oleh
Mckeen et al. (1994), Doll dan Deng (2001), Guimares et al. (2003) serta
Suryaningrum (2003) menemukan bahwa partisipasi pengguna merupakan variabel
yang efektif yang menetukan kepuasan pengguna, keberhasilan sistem maupun
kualitas sitem. Pengguna ketiga terminologi variabel ini (kepuasan pengguna,
keberhasilan sistem dan kualitas sistem) seringkali rancu. Seringkali kepuasan
pengguna dianggap sama dengan kualitas sistem, atau bila tidak kepuasan
pengguna digunakan untuk mengukur kualitas sistem.
Terkait dengan partisipasi pengguna, Doll dan Deng (2001) memberikan gambaran
bahwa partisipasi merupakan variabel yang sangat kompleks. Secara psikologis,
partisipasi diharapkan mampu mencapai tiga aspek penting, yaitu aspek kognitif
(pengetahuan, pemahaman dan kreatifitas), aspek motivasional (peningkatan
kepercayaan dan sensitivitas terhadap kontrol) serta aspek pencapaian nilai
(ekspresi diri, kebebasan, pengaruh, dsb). Pencapaian ketiga aspek ini
diharapkan (masing-masing secara berurutan) dapat menyebabkan kemanfaatan dan
desain yang lebih baik, penolakan yang lebih rendah, penerimaan yang lebih
tinggi, serta dapat meningkatkan moral dan kepuasan pengguna.
Tingkat
partisipasi dan kepuasan pemakai akan mempengaruhi kesuksesan sistem, dimana
partisipasi pemakai dapat meningkatkan kinerja sistem informasi. Sebagaimana
telah diuraikan di atas, diketahui bahwa partisipasi mempunyai hubungan yang
positif dengan kepuasan pemakai, namun pada besaran yang berbeda-beda dan
fluktuatif. Demikian pula temuan tentang variabel dukungan manajemen puncak,
komunikasi pemakai-pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem dan
pengaruh pemakai sebagai variabel moderating masih kontradiksi.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang
masalah di atas, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan pokok
permasalahannya, yaitu :
1.
Apakah
partisipasi pemakai mempengaruhi kinerja sistem informasi?
2.
Apakah
kepuasan pemakai mempengaruhi kinerja sistem informasi?
3.
Bagaimanakah
pengaruh interaksi partisipasi pemakai dan kepuasan pemakai terhadap kinerja
sistem informasi?
1.3 Tujuan
Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
bukti empiris mengenai :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh partisipasi
pemakai terhadap kinerja sistem informasi.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kepuasan pemakai
terhadap inerja sistem informasi.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh interaksi partisipasi
pemakai dan kepuasan pemakai terhadap kinerja sistem informasi.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain yaitu :
1.
Karyawan
staf departemen sistem informasi untuk memberikan pelayanan yang baik dalam
memenuhi kebutuhan para pengguna jasanya, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kepuasan pemakai, yang nantinya akan berpengaruh pada kinerja
sistem informasi.
2.
Manajer
sistem informasi, diharapkan dapat sebagai input bagi pengambil keputusan
(decision maker) untuk menelaah lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang dapat
memoderasi pengaruh partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi,
sehingga dapat mengarah pada kesuksesan pengembangan sistem informasi.
3.
Bagi
peneliti, diharapkan dapat menjadi pedoman atau referensi untuk penelitian
dalam bidang sistem informasi di masa mendatang.
4. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat menjadi salah satu
sumber pustaka untuk kegiatan penelitian yang sejenis.
BAB II
LANDASAN
TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Sistem
Informasi
Sistem informasi adalah suatu kerangka kerja dimana
sumberdaya (manusia, komputer) dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data)
menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran perusahaan. Sistem
informasi mirip dengan sebuah jaringan komunikasi karena keduanya sama-sama
menyediakan informasi untuk berbagai pihak.
2.1.1.1. Konsep
Dasar Sistem
Pada dasarnya
sesuatu dapat disebut sistem apabila memnuhi dua syarat. Pertama adalah
memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Bagian-bagian itu disebut subsistem, atau ada pula yang
menyebutnya sebagai prosedur.
Syarat yang
kedua adalah bahwa suatu sistem harus memiliki tiga unsur, yaitu input, proses,
dan output.
2.1.1.2. Tujuan Sistem
Informasi
Sistem informasi suatu organisasi dalam dunia bisnis, pendidikan, dan
pemerintahan mempunyai tiga sasaran utama yaitu menyediakan informasi yang
menunjang pengambilan keputusan, menyediakan informasi yang mendukung operasi
harian, dan menyediakan informasi yang menyangkut pengelolaan kekayaan. Baik
pengguna interen maupun eksteren dilayani oleh informasi pendukung kegiatan
operasional, sedangkan informasi untuk pengelolaan kekayaan hanya ditujukan
bagi pengguna eksteren. Kebanyakan informasi untuk dua sasaran terakhir dan
sebagian informasi untuk sasaran pertama dihasilkan melalui pemrosesan data transaksi.
2.1.1.3.
Fungsi-Fungsi Yang Dijalankan Oleh Sistem Informasi
Mekanisme
atau kerangka kerja terdiri atas lima tugas atau fungsi pokok: pengumpulan
data, manajemen data, pengendalian dan pengamanan data, serta penyediaan
informasi. Fungsi-fungsi ini kemudian terdiri atas serangkaian tahap, yang
sering disebut sebagai siklus pemrosesan data, yang mentransformasikan data
dari berbagai sumber menjadi informasi yang dibutuhan oleh berbagai macam
pengguna.
1.
Tahap
Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan
data biasanya biasanya ada beberapa tahap yang dilalui. Tahap penangkapan data
(data capture) adalah tahap penarikan data ke dalam sistem. Setelah ditangkap,
data biasanya dicatat (recorded) pada formulir-formulir yang dinamai dokumen
sumber. Data tangkapan mungkin juga diabsahkan (divalidasi) untuk memastikan
akurasi atau ketepatannya dan diklasifikasikan untuk dapat dimasukkan ke dalam
kategori-kategori yag telah ditentukan. Selanjutnya, data dapat ditransmisikan
atau dipindahkan dari titik tangkapan ke titik pemrosesan.
2.
Tahap
Pemrosesan Data
Data yang terkumpul
biasanya menjalani serangkaian tahap pemrosesan untuk dapat ditransformasikan
menjadi informasi yang berguna. Tahap validasi dan klasifikasi lebih lanjut
dapat dilakukan. Adakalanya data dialihkan (transcribed) ke dalam media atau
dokumen lain. Data dapat dikelompokkan biasanya disortasi menurut satu atau
beberapa karakteristik. Bila tedapat data kuantitatif, langkah perhitungan atau
perbandingan seringkali dilakukan sebagai akibatnya data baru mungkin tercipta.
3.
Manajemen
data
Fungsi dari manajeman
data terdiri atas tiga kunci : penyimpanan (storing), pemutakhiran (updating),
dan pengambilan ulang (retrieving).
4.
Pengendalian
Dan Keamanan Data
Data yang masuk ke
dalam pemrosesan bisa saja salah, data mungkin juga hilang atau dicuri selama
pemrosesan, hasil pencatatan dapat dipalsukan selama pemrosesan dan sebagainya.
Langkah pengendalian dan tindakan pengamanan lain meliputi otomatisasi, perujukan
(rekonsiliasi), verifikasi, dan tinjauan ulang (review).
5.
Penyediaan
Informasi
Fungsi terakhir
sistem informasi ini , menempatkan informasi ke tangan pengguna, dapat meliputi
satu langkah atau lebih. Pelaporan mencakup penyiapan laporan dari data olahan,
data simpanan atau dari keduanya. Komunikasi terdiri dari membuat laporan yang
mudah digunakan oleh pengguna dan secara fisik menyampaikan laporan kepada
pengguna.
2.1.2 Pengembangan Sistem Informasi
Siklus pengembangan sistem terdiri atas beberapa tahap,
diawali dengan perencanaan sistem dan diakhiri dengan implementasi sistem.
Perencanaan sistem meletakkan dasar bagi sistem informasi
baru atau sistem informasi hasil revisi. Tahap ini meliputi persiapan rencana
sistem induk di samping juga usulan proyek sistem untuk melaksanakan rencana
tersebut.
Analisis sistem meliputi survai dan analisis terhadap
sistem informasi yag sekarang. Tahap ini akan menentukan informasi yang
diperlukan para pengguna dari sistem yang baru di samping juga persyaratan
teknis dari sistem itu sendiri.
Desain sistem meliputi penentuan spesifikasi yang memenui
kebutuhan dan persyaratan yang ditentukan selama tahap analisis sistem.
Seringkali dibuat desain-desain alternatif untuk dievaluasi.
Justifikasi dan seleksi sistem meliputi analisis rinci
mengenai manfaat dan biaya dsain sistem tertentu. Tahap ini juga mencakup
evaluasi usulan-usulan dari produsen peralatan pemrosesan, agar peralatan yang
palin sesuailah yang dipilih untuk mengimplementasikan desain.
Implementasi sitem terdiri dari lagkah-langkah
penyelesaian rincian desain baru perekrutan dan pelatihan karyawan-karyawan
baru, memasang dan menguji coba peralatan baru, mengkonversi arsip-arsip ke
media yang baru dan menghidupkan mesin sistem baru.
2.1.3. Partisipasi
Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi
Partisipasi pemakai merupakan keterlibatan pemakai sistem
informasi dalam pengembangan sistem informasi. Apabila pemakai diberi
kesempatan untuk memberikan pendapat dan usulan dalam pengembangan sistem
informasi maka pemakai secara psikologis akan merasa bahwa sistem informasi
tersebut merupakan tanggung jawabnya, sehingga diharapkan kinerja sistem
informasi akan meningkat. Keterlibatan menurut Barki dan Hatwick didefinisikan
sebagai suatu keadaan psikologi yang subyektif, sedang partisipasi menunjukkan
pada perilaku dan aktivitas yang dilakukan (Javenpaa dan Ives, 1991) dalam
(Grahita dan Nur, 1997 :23). Tjhai Fung Jen(2002) berpendapat bahwa
keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan
adanya hubungan yang positif antara keterlibatan pemakai dalam proses
pengembangan sistem informasi dalam kinerja SIA. Dalam artikel tersebut
partisipasi digunakan untuk menunjukkan intervensi personal yang nyata atau
aktivitas pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai dari tahap
perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi. Hal ini
menyebabkan penulis mengajukan hipotesis pertama.
HA1: Partisipasi
pemakai mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi.
2.1.4. Pengertian dan Pengukuran Kepuasan Pengguna Sistem
Informasi
Partisipasi pengguna akan lebih bersifat situasional dan
diperlukan pendekatan kontijensi intuk mengetahui hubungannya dengan kepuasan
pengguna. Hasil penelitian Lindrianasari (2000) menunjukkan bahwa tingkat
keahlian pengguna mempunyai hubungan yang signifikan dengan partisipasi. Hal
ini memberikan indikasi bahwa mereka yang mempunyai tingkat keahlian yang
tinggi berpeluang lebih baik untuk berpartisipasi dibanding yang berkeahlian
rendah. Kepuasan
pemakai sistem informasi Conrath dan Mignen (1990) dalam Tjhai Fung Jen (2002)
mengatakan kepuasan pemakai sistem informasi dapat diukur dari kepastian dalam
mengembangkan apa yang mereka perlukan.
Kepuasan pemakai ditunjukkan oleh terpenuhinya kebutuhan
pemakai dan kemudahan pemakai dalam mengoperasikan sistem informasi sehingga
kinerja sistem informasi semakin tinggi. Hal ini yang menyebabkan penulis
mengajukan hipotesis yang kedua.
HA2: Kepuasan pemakai mempunyai pengaruh positif terhadap
kinerja sistem informasi.
2.1.5 Hubungan Partisipasi Dan Kepuasan Pemakai
Kepuasan pengguna adalah sebesar kepercayaan mereka
terhadap kemampuan dari suatu sistem informasi untuk memuaskan mereka akan
kebutuhan informasi (Ives et.al., 1983). Salah satu indikasi dari kesuksesan
pengembangan sistem adalah kepuasan para pengguna (McKeen et.al., 1994; Choe,
1996; Hardgrave et.al., 1999). Kesuksesan dari sistem informasi
mempresentasikan suatu keadaan multidimensional yang alami, termasuk kepuasan dari
para pengguna (Pitt et.al., 1995). Partisipasi dari para pengguna dalam
pengembangan sistem informasi menghasilkan ketersediaan untuk kebutuhan dan
pengharapan para pengguna untuk
melakukan pekerjaan mereka secara maksimal dan menghasilkan kepuasan bagi para
pengguna.
Hwang
dan Thorn (1999) menyimpulkan bahwa partisipasi mempunyai hubungan yang sangat
signifikan dengan keberhasilan sistem. Artinya dalam konteks tidak langsung
adanya partisipasi pengguna merupakan upaya untuk mencapai kepuasan pengguna
agar keberhasilan dalam pengembangan sistem dapat tercapai.
Berdasarkan
uraian di atas, peneliti merumuskan hipotesa sebagai berikut:
HA3: Interaksi antara partisipasi dan kepuasan pemakai
mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja
sistem informasi.
2.2 Kajian Pustaka
2.2.1.
Pengaruh Partisipasi Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi
Pengguna
mempunyai peran yang sangat sentral dalam pengembangan sitem informasi. Faktor
partisipasi pengguna secara umum dari berbagai hasil riset memberikan kontribusi
positif terhadap keberhasilan pengembangan sistem.
Meta analisis
yang dilakukan oleh Hwang dan Thorn (1999) menyimpulkan bahwa partisipasi
pengguna mempunyai hubungan yang sangat signifikan dengan keberhasilan sistem.
Artinya dalam konteks tidak langsung adanya partisipasi pengguna merupakan
upaya untuk mencapai kepuasan pengguna agar keberhasilan dalam pengembangan
sistem dapat tercapai. Doll dan Deng (2001) menyatakan bahwa partisipasi
pengguna merupakan faktor penting yang harus dipenuhi. Wawancara, survey,
identifikasi kebutuhan pengguna akan dilakukan secara intens untuk memperbaiki
kualitas keputusan desain sistem informasi. Upaya ini diharapkan mampu
meningkatkan kepuasan pengguna yang pada gilirannya menyebabkan keberhasilan
pengembangan sistem.
2.2.2.
Kepuasan Pemakai Dan Kinerja Sistem Informasi
Suatu departemen
SI yang sukses harus mampu memberikan keuntungan bagi para pengguna jasa
melalui aktivitas pelayanan yang dilakukannya dan mampu membantu organisasi
mencapai tujuannya. Dengan kata lain suatu departemen SI yang sukses haruslah
efektif bagi pengguna dan organisasinya. Dengan demikian mampu memberikan
kepuasan kepada para pengguna jasanya.
Perluasan fungsi
departemen SI seiring dengan kemajuan dan perubahan lingkungan bisnis global
menuntut diperbesarnya cakupan model kesuksesan sistem informasi yang
ditawarkan ajukan oleh DeLone dan McLean (1992). Pitt et.al. (1995) menawarkan
suatu model yang diperbaharui dengan menambahkan kualitas jasa sistem
informasi. Kualitas jasa bersama-sama dengan kualitas sistem dan informasi akan
mempengaruhi kegunaan dan kepuasan para pengguna jasa sistem informasi.
2.2.3. Hubungan Partisipasi Dan Kepuasan Pemakai
Dalam Pengembangan Sistem Informasi
Terkait dengan
partisipasi pengguna, Doll dan Deng (2001) memberikan gambaran bahwa
partisipasi merupakan variabel yag sangat kompleks. Secara psikologis,
partisipasi diharapkan mampu mencapai tiga aspek penting, yaitu aspek kognitif,
aspek motivasional serta aspek pencapaian nilai. Kesuksesan pencapaian target
dari ketiga aspek ini pada gilirannya akan menyebabkan semakin meningkatnya
produktifitas dan kepuasan pengguna.
Setianingsih dan
Indriantoro (1998) dalam (Nurika dan Nur, 1994:4) melakukan penelitian terhadap
94 manajer divisi atau departemen dari berbagai perusahaan jasa, manufaktur,
maupun dagang yang berlokasi di wilayah Indonesia. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan adanya hubungan yang positif dan sisgnifikan antara partisipasi
dengan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini mencakup penentuan populasi dan
sampel, instrumen penelitian, dan teknik pengumpulan data, serta teknik
analisis data yang merupakan cara atau metode yang dipakai dalam melaksanakan
penelitian.
3.1. Populasi dan Sampel Penelitian
3.1.1. Populasi
Populasi dalam
penelitian ini adalah para pemakai akhir sistem informasi di perguruan tinggi
yaitu dosen, karyawan, dan mahasiswa di Fakultas Ekonomi UII.
Pemilihan UII ini dikarenakan UII telah menerapkan sistem
informasi terkomputerisasi dalam pelaksanaan kegiatan perkuliahannya, dimana
sebagai institusi pendidikan akan cepat terkena dampak kemajuan teknologi
seperti hal-hal yang berkaitan dengan kurikulum, kualitas layanan, dan
kemudahan layanan.
3.1.2. Sampel
Metode
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive random sampling.
Pengambilan sampel dengan cara ini merupakan teknik pengambilan sampel secara
acak dengan pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah dosen,
karyawan, dan mahasiswa di Fakultas
Ekonomi UG.
3.2. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data
3.2.1. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini,
instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah pertanyaan-pertanyaan
berupa kuesioner yang akan disebarkan pada responden yaitu dosen, karyawan, dan
mahasiswa di Fakultas Ekonomi UII.
Instrumen kuesioner ini terdiri dari 15 item pertanyaan
yaitu:
a)
Pertanyaan-pertanyaan
untuk mendapatkan data partisipasi pemakai yang dikaitkan dengan kinerja sistem
informasi, terdiri dari 10 pertanyaan yaitu kontribusi terhadap pengembangan
sistem, keanggotaan tim pengembang, penyelesaian hambatan, pengidentifikasian
masalah, perbaikan prosedur yang ada, tanggung jawab terhadap operasional
sistem, volume pekerjaan harian, rutinitas pekerjaan, frekuensi penggunaan
sistem, dan keperluan penggunaan sistem informasi. Item-item pertanyaan diukur
dengan menggunakan 6 poin skala Likert.
b)
Pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui
tingkat kepuasan pemakai terhadap sistem informasi yang ada, terdiri dari 5
pertanyaan, yaitu penggunaan sistem dalam penyelesaian pekerjaan, efisiensi,
efektivitas, peranan sistem dalam pembuatankeputusan dan kegunaan sistem.
Item-item pertanyaan diukur dengan 6 point skala Likert.
3.2.2. Sumber Data Penelitian
Metode yang
digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan sumber
data primer yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber aslinya. Dalam hal ini data primer berupa hasil pengisian kuesioner oleh
dosen, karyawan dan mahasiswa di UG Depok.
3.2.3. Teknik Pengumpulan Data
Tenik
pengumpulan data menggunakan metode survei dengan menyebarkan kuesioner kepada
responden yaitu dosen, karyawan, dan mahasiswa di UII Yogyakarta. Peneliti
melakukan penyebaran kuesioner dengan cara mendatangi satu persatu calon
responden. Penyebaran dilakukan dalam lingkungan perguruan tinggi.
Alasan menggunakan
metode survei dengan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada responden
adalah agar supaya peneliti dapat menghemat waktu, tenaga, biaya. Penggunaan
metode tersebut dapat mengungkap persepsi responden secara sebenarnya.
3.3. Definisi Operasional Variabel
3.3.1 Variabel Terikat (Dependent
Variabel)
Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah
kinerja sistem.
Kinerja sistem menurut Soegiarto (2001) dalam (Anik dan Lilis, 2005:4)
merupakan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan dibandingkan dengan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Rahayu dan Supriyadi (2000) dalam (Anik dan Lilis,
2005:4) melakukan penelitian yang mempertimbangkan level perkembangan sistem
dengan melihat hubungan antara kinerja SI dengan faktor-faktor yang
memepengaruhi kinerja SI. Penelitian yang dilakukan oleh Soegiarto (2001) dalam
(Anik dan Lilis, 2005:4) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
sistem menyimpulkan bahwa tingginya kepuasan pemakai diperoleh dari pemakai yang
mempunyai partisipasi dalam pengembangan sistem.
3.3.2.Variabel Bebas (Independent
Variabel)
Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah partisipasi pemakai dan kepuasan pemakai.
1.
Partisipasi
Pemakai
Partisipasi pemakai
merupakan keterlibatan pemakai sistem informasi dalam pengembangan sistem
informasi. Apabila pemakai diberi kesempatan untuk memberikan pendapat dan
usulan dalam pengembangan sistem informasi maka pemakai secara psikologis akan
merasa bahwa sistem informasi tersebut merupakan tanggung jawabnya sehingga
diharapkan kinerja sistem informasi akan meningkat.
2.
Kepuasan Pemakai
Kepuasan pemakai
merupakan rasa terpenuhinya kebutuhan pemakai akan sistem informasi. Kepuasan
pemakai ditunjukkan oleh terpenuhinya kebutuhan pemakai dan kemudahan pemakai dalam
mengoperasikan sistem informasi sehingga kinerja sistem informasi akan semakin
tinggi.
3.4. Teknik Skala Penelitian
Untuk variabel
partisipasi pemakai kaitannya dengan kinerja sistem informasi, menggunakan 6
point skala Likert, pilihan yang tersedia yaitu:
SS = sangat setuju dengan skor 1
S = setuju dengan skor 2
AS = agak
setuju dengan skor 3
ATS = agak
tidak setuju dengan skor 4
TS =
tidak setuju dengan skor 5
STS =
sangat tidak setuju dengan skor 6
Untuk variabel kepuasan
pemakai terhadap sistem informasi menggunakan 5 point skala Likert. Pilihan
yang tersedia yaitu :
SM =
sangat memuaskan dengan skor 1
M = memuaskan dengan skor 2
AM = agak
memuaskan dengan skor 3
ATM = agak
tidak memuaskan dengan skor 4
TM = tidak
memuaskan dengan skor 5
STM = sangat
tidak memuaskan dengan skor 6
3.5. Teknik Analisis Data
3.5.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Pada penyusunan
kuesioner, salah satu kriteria kuesioner yang baik adalah validitas dan
reliabilitas kuesioner. Validitas menunjukkan kinerja kuesioner dalam mengukur
apa yang diukur, sedangkan reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner tersebut
konsisten apabila digunakan untuk mengukur gejala yang sama. Tujuan pengujian
validitas dan reliabilitas kuesioner adalah untuk meyakinkan bahwa kuesioner
yang kita susun akan benar-benar baik dalam mengukur gejala dan menghasilkan
gejala yang valid.
3.5.1.1. Uji Validitas
Validitas adalah
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Validitas sebuah survey dapat diketahui melalui uji validitas berdasarkan
kuesioner dan jawaban dari responden. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut.
Pengujian
validitas dilakukan berdassrkan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor
setiap pertanyaan dengan skor totalnya. Teknik korelasinya menggunakan pearson
correlation dengan alat bantu Software SPSS 11 item pertanyaan diberi predikat
valid jika memiliki koefisien korelasi pearson positif dengan signifikansi ≥5%
(0.05).
3.5.1.2. Uji Reliabilitas
Analisis
reliabilitas adalah analisis untuk menguji sejauh mana suatu instrumen
pengukuran dapat diandalkan atau sejauh mana suatu hasil pengukura relatif
konsisten jika pengukuran diulang dua kali atau lebih. Uji reliabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Cronbach Alpha.
Uji reliabilitas
dapat dihitung dengan bantuan software spss 11.00 for windows. Jika dari hasil
perhitungan komputer tersebut mendapatkan nilai cronbach’s alpha lebih besar dari r-tabel maka instrumen
dinyatakan cukup reliabel. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memiliki Cronbach alpha ≥0.50 (Nunally:1978) dalam Nursya’bany Purnama
(2002:179).
3.5.2. Uji Asumsi Klasik
Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika
model tersebut terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik, baik itu
multikolinearitas, autokorelasi, dan heterokedastisitas.
3.5.2.1. Multi Kolinearitas
Uji multikolinearitas
diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel bebas yang memiliki kemiripan
dengan variabel bebas lain dalam suatu model. Kemiripan antara variabel bebas
dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antar suatu
variabel bebas dengan variabel bebas yang lain. Selain itu deteksi
multikolinearitas juga bertujuan untuk menghindari kebiasaan dalam proses
pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen.
Deteksi
multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat dari bebrapa hal, antara lain:
a.
Jika
nilai Varian Inflation Factor (VIF) tidak lebuh dari 10 dan nilai tolerance
tidak kurang dari 0.1, maka dapat dikataka terbebas dari multikolinearitas. VIF=1/Tolerance.
Semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance.
- Jika nilai koefisien korelasi antar masing0masing
variabel nmdependent kurang dari 0,07 maka model dapat dinyatakan bebas
dari asumsi klasik multikolinearitas. Jika lebih dari 0,7 maka diasumsikan
terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independent sehinggat
terjadi multikolinearitas.
- Jika nilai koefisien determinan, baik dilihat dari
R2 maupun R-square diatas 0,06 namun tidak ada variabel independent yang
berpengaruh.
3.5.2.2. Heterokedastisitas
Hetereokedastisitas
menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke
periode pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas
atau tidak terjadi heterokedastisitas. Uji ini menggunakan metode korelasi
ranking spearman (Spearman Rank korelation). Bila nilai probabilitas
(sig)>0,05, maka tidak terjadi gejala heterokedastisitas.
3.5.2.3. Autokorelasi
Autokorelasi
untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier berganda ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada peride
t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Tentu saja model regresi yang
baik adalh regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya
autokorelasi digunakan pengujian
Durbin-Watson (Alghifari, 1997:79).
3.5.3. Analisis Koefisien Korelasi
Merupakan
analisis yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara suatu
variabel independen (partisipasi pemekai dan kepuasan pemakai) terhadap
variabel dependen (kinerja sistem informasi). Pengujian analisis koefisien
korelasi akan menggunakan pearson correlation analysis. Menurut Young dalam
Djarwanto (1996) dalam Skripsi S-1 Anik, 2003) kriteria derajat hubungan
korelasi adalah sebagai berikut : koefisien korelasi 0.70 sampai 1.00 (plus
atau minus) menunjukkan derajat hubungan yang sedang. Apabila koefisien
korelasinya diatas 0.20 sampai dibawah 0.40 (plus atau minus) menunjukkan
adanya korelasi yang rendah dan apabila kurang dari 0.20 dapat diabaikan.
3.6. Alat Analisis Data
Analisis Regresi Berganda
Pengujian analisis regresi linier berganda antara variabel dependen (kinerja
sistem informasi) dengan variabel independen (partisipasi pemakai dan kepuasan
pemakai) dengan menggunakan regresi linier berganda, yaitu untuk mengetahu
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Data diolah
menggunakan komputer dengan bantuan software program SPSS versi 11.0.
Persamaan regresi:
Y=bo+b1X1+b2X2+b3X1X2+E
Keterangan
Y =
Kinerja Sistem
X1 =
Partisipasi Pemakai
X2 =
Kepuasan Pemakai
Bo =
Koefisien Regresi
E =
Kemungkinan Error
3.7. Metode Penelitian
Model pengaruh partisipasi dalam pengembangan sistem
informasi dan kepuasan pemakai terhadap kinerja sistem informasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar