Bab 8
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat.
Pertentangan
sosial: Pertentangan sosial di dalam masyarakat merupakan salah satu konflik
yang biasanya timbul dari berbagai faktor-faktor sosial yang ada di dalam
masyarakat itu sendiri. Pertentangan sosial ataupun konflik adalah salah satu
konsekuensi dari adanya perbedaan-perbedaan dan tindakan yang menyimpang dari
norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat misalnya peluang hidup, gengsi,
hak istimewa, dan gaya hidup.
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang
menyebabkan Perbedaan Kepentingan.
Kepentingan
merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu dan sifatnya esensial bagi
kelangsungan hidup individu itu sendiri. Sehingga kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh individu di dalam manifestasi pemenuhan dari kepentingan
tersebut.Secara psikologis ada 2 jenis kepentingan dalan diri individu yaitu
kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.
Individu satu berbeda dengan individu yang lainya.
Berikut ini merupakan faktor perbedaan tersebut:
a. Faktor Bawaan
b. Faktor Lingkungan Sosial
Kedua faktor
diatas merupakan suatu contoh faktor yang dapat menimbulkan suatu perbedaan.
Perbedaan disini dibedakan atas faktor bawaan yaitu suatu faktor yang memang
timbul berdasarkan faktor perasaan ataupun bawaan seorang individu dalam
menyelesaikan masalahnya. Faktor yang lainnya adalah faktor lingkungan sosial
yang merupakan suatu faktor yang terjadi sangat dekat dengan lingkungan sekitar
kita. Sebagaimana kita tahu, lingkungan merupakan suatu tempat pendidikan yang
paling dekat dengan diri setiap individu yang dapat menentukan baik tidaknya
seorang individu di dalam lingkungan sosialnya.
Prasangka, Diskriminasi dan Ethosentris
Prasangka merupakan dasar pribadi seseorang yang setiap
orang memilikinya, sejak masih kecil unsur sikap bermusuhan sudah nampak.
Prasangka selalu ada pada mereka yang berpikirnya sederhana dan masyarakat yang
tergolong cendekiawan, sarjana, dan pemimpin atau negarawan. Prasangka dan
diskriminasi ini merupakan tindakan yang dapat merugikan pertumbuhan,
perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Dalam kaitan dengan dasar
kebutuhan pribadi, prasangka menunjukkan pada aspek sikap. Sedangkan untuk diskriminasi menunjukkan pada aspek-aspek tindakan.
Menurut Gordon
Allproc (1958) ada 5 pendekatan dalam menentukan sebab terjadinya prasangka:
1. Pendekatan
Historis
Didasarkan
atas teori Pertentangan Kelas yaitu menyalahkan kelas rendah yang imperior,
dimana mereka yang tergolong dalam kelas atas mempunyai alasan untuk
berprasangka terhadap kelas rendah.
2. Pendekatan
Sosio Kultural dan Situasional
Meliputi mobilitas sosial, konflik antar kelompok, stigma perkantoran dan
sosialisasi.
3. Pendekatan Kepribadian
Teori ini menekankan kepada faktor kepriadian sebagai penyebab prasangka (Teori
Frustasi Agresi).
4. Pendekatan
Fenomenologis
Ditekankan bagaimana individu memandang/mempersepsikan lingkungannya, sehingga
persepsilah yang menyebabkan prasangka.
5. Pendekatan
Naive
Menyatakan
bahwa prasangka lebih menyoroti objek prasangka dan tidak menyoroti individu
yang berprasangka.
Etnosentrisme merupakan sikap untuk menilai unsur-unsur
kebudayaan orang lain dengan menggunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Dan
diajarkan kepada anggota kelompok secara sadar atau tidak, bersama-sama dengan
nilai kebudayaan.
Stereotype merupakan suatu tanggapan dan anggapan yang
bersifat jelek dan tantangan mengenai sifat-sifat dan watak pribadi
orang/golongan lain yang bercorak negatif sebagai akibat tidak lengkapnya
informasi dan sifatnya subjektif.
Pertentangan Sosial Ketegangan Dalam Masyarakat.
Konflik (Pertentangan)
cenderung menimbulkan respon-respon yang bernada ketakutan atau kebencian.
Konflik dapat memberikan akibat yang merusak terhadap diri seseorang, anggota
kelompok. Konflik dapat mengakibatkan kekuatan yang konstruktif dalam hubungan
kelompok.
Ada 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik:
1. Terdapat 2 atau lebih unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat konflik.
2. Unit tersebut mempunyai perbedaan yang tajam (kebutuhan, tujuan, masalah,
nilai, sikap dan gagasan).
3. Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan
tersebut.Terjadinya konflik bisa pada didalam diri seseorang, didalam kelompok
dan didalam masyarakat.
Cara-cara
Pemecahan Konflik :
1. Elimination
Yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik,
diungkapkan dengan “kami mengalah”, “kami keluar”, “kami membentuk kelompok
sendiri”.
2. Subjugation/Domination
Yaitu orang/pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang/pihak
lain untuk mentaatinya.
3. Majority Rule
Yaitu suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan keputusan,
tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority Consent
Yaitu kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa
dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan
bersama.
5. Compromise
Yaitu semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik berusaha mencari dan
mendapatkan jalan tengah.
6. Integration
Yaitu pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan
ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi
semua pihak.
Golongan-golongan yang Berbeda Integrasi
Sosial.
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang
berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi masyarakat dimaknai sebagai
proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki
keserasian fungsi. Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di
mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap
kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan
mereka masing-masing.
Suatu integrasi
sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai
tantangan, baik merupakan tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara
sosial budaya.
Bentuk Integrasi sosial
Asimilasi yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan
hilangnya ciri khas kebudayaan asli.
Alkulturasi yaitu
penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.
Faktor-Faktor terjadinya masalah sosial
1. Faktor Internal: Faktor
yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, karena biasanya timbul dari
suatu perasaan yang dialami oleh seorang individu itu sendiri.
· Kesadaran diri sebagai makhluk sosial
· Tuntutan kebutuhan
· Jiwa dan semangat gotong royong
2. Faktor External: Faktor
yang berasal dari luar diri individu itu sendiri, karena biasanya timbul dari
suatu masalah yang dialami oleh seorang individu itu sendiri di dalam
lingkungan sosialnya.
· Tuntutan perkembangan zaman
· Persamaan kebudayaan
· Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
· Persaman visi, misi, dan tujuan
· Sikap toleransi
· Adanya kosensus nilai
· Adanya tantangan dari luar
Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial.
1. Untuk meningkatkan Integrasi Sosial, Maka pada diri
masing-masing harus mengendalikan perbedaan/konflik yang ada pada suatu
kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
2. Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu
dengan yang lainnya.
Integrasi Nasional.
Integrasi
Nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda
dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan
masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Selain
itu dapat pula diartikan bahwa integrasi bangsa merupakan kemampuan pemerintah
yang semakin meningkat untuk menerapkan kekuasaannya di seluruh wilayah (Mahfud
MD, 1993: 71).
·
Integrasi tidak sama dengan pembauran atau asimilasi.
·
Integrasi diartikan integrasi kebudayaan, integrasi sosial, dan
pluralisme sosial.
·
Pembauran dapat berarti asimilasi dan amalganasi.
·
Integrasi kebudayaan berarti penyesuaian antar dua atau lebih
kebudayaan mengenai berapa unsur kebudayaan (cultural traits) mereka, yang
berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi suatu sistem kebudayaan
yang selaras (harmonis).
·
Melalui difusi (penyebaran), di mana-mana unsur kebudayaan baru
diserap ke dalam suatu kebudayaan yang berada dalam keadaan konflik dengan unsur
kebudayaan tradisional tertentu.
Pendapat.
Pertentangan merupakan masalah yang sering terjadi di masyarakat.
Pertentangan terjadi akibat banyak faktor yang memengaruhinya,seperti konflik
dan persaingan. Di zaman sekarang ini,persaingan semakin sulit. Maka dari itu,hal
ini sering menimbulkan pertentangan di masyarakat. Butuh integrasi yang benar
agar pertentangan ini tidak terjadi terus menerus dan menimbulkan masalah baru
di setiap negara.
Referensi.
-
ulfizulfa.wordpress.com
-
Google.com
-
Wikipedia.com
Bab 8
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat.
Pertentangan
sosial: Pertentangan sosial di dalam masyarakat merupakan salah satu konflik
yang biasanya timbul dari berbagai faktor-faktor sosial yang ada di dalam
masyarakat itu sendiri. Pertentangan sosial ataupun konflik adalah salah satu
konsekuensi dari adanya perbedaan-perbedaan dan tindakan yang menyimpang dari
norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat misalnya peluang hidup, gengsi,
hak istimewa, dan gaya hidup.
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang menyebabkan Perbedaan Kepentingan.
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang menyebabkan Perbedaan Kepentingan.
Kepentingan
merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu dan sifatnya esensial bagi
kelangsungan hidup individu itu sendiri. Sehingga kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh individu di dalam manifestasi pemenuhan dari kepentingan
tersebut.Secara psikologis ada 2 jenis kepentingan dalan diri individu yaitu
kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.
Individu satu berbeda dengan individu yang lainya.
Berikut ini merupakan faktor perbedaan tersebut:
a. Faktor Bawaan
b. Faktor Lingkungan Sosial
a. Faktor Bawaan
b. Faktor Lingkungan Sosial
Kedua faktor
diatas merupakan suatu contoh faktor yang dapat menimbulkan suatu perbedaan.
Perbedaan disini dibedakan atas faktor bawaan yaitu suatu faktor yang memang
timbul berdasarkan faktor perasaan ataupun bawaan seorang individu dalam
menyelesaikan masalahnya. Faktor yang lainnya adalah faktor lingkungan sosial
yang merupakan suatu faktor yang terjadi sangat dekat dengan lingkungan sekitar
kita. Sebagaimana kita tahu, lingkungan merupakan suatu tempat pendidikan yang
paling dekat dengan diri setiap individu yang dapat menentukan baik tidaknya
seorang individu di dalam lingkungan sosialnya.
Prasangka, Diskriminasi dan Ethosentris
Prasangka merupakan dasar pribadi seseorang yang setiap
orang memilikinya, sejak masih kecil unsur sikap bermusuhan sudah nampak.
Prasangka selalu ada pada mereka yang berpikirnya sederhana dan masyarakat yang
tergolong cendekiawan, sarjana, dan pemimpin atau negarawan. Prasangka dan
diskriminasi ini merupakan tindakan yang dapat merugikan pertumbuhan,
perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Dalam kaitan dengan dasar
kebutuhan pribadi, prasangka menunjukkan pada aspek sikap. Sedangkan untuk diskriminasi menunjukkan pada aspek-aspek tindakan.
Menurut Gordon
Allproc (1958) ada 5 pendekatan dalam menentukan sebab terjadinya prasangka:
1. Pendekatan
Historis
Didasarkan atas teori Pertentangan Kelas yaitu menyalahkan kelas rendah yang imperior, dimana mereka yang tergolong dalam kelas atas mempunyai alasan untuk berprasangka terhadap kelas rendah. 2. Pendekatan Sosio Kultural dan Situasional
Meliputi mobilitas sosial, konflik antar kelompok, stigma perkantoran dan sosialisasi. 3. Pendekatan Kepribadian
Teori ini menekankan kepada faktor kepriadian sebagai penyebab prasangka (Teori Frustasi Agresi). 4. Pendekatan Fenomenologis
Ditekankan bagaimana individu memandang/mempersepsikan lingkungannya, sehingga persepsilah yang menyebabkan prasangka. 5. Pendekatan Naive
Menyatakan bahwa prasangka lebih menyoroti objek prasangka dan tidak menyoroti individu yang berprasangka.
Didasarkan atas teori Pertentangan Kelas yaitu menyalahkan kelas rendah yang imperior, dimana mereka yang tergolong dalam kelas atas mempunyai alasan untuk berprasangka terhadap kelas rendah. 2. Pendekatan Sosio Kultural dan Situasional
Meliputi mobilitas sosial, konflik antar kelompok, stigma perkantoran dan sosialisasi. 3. Pendekatan Kepribadian
Teori ini menekankan kepada faktor kepriadian sebagai penyebab prasangka (Teori Frustasi Agresi). 4. Pendekatan Fenomenologis
Ditekankan bagaimana individu memandang/mempersepsikan lingkungannya, sehingga persepsilah yang menyebabkan prasangka. 5. Pendekatan Naive
Menyatakan bahwa prasangka lebih menyoroti objek prasangka dan tidak menyoroti individu yang berprasangka.
Etnosentrisme merupakan sikap untuk menilai unsur-unsur
kebudayaan orang lain dengan menggunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Dan
diajarkan kepada anggota kelompok secara sadar atau tidak, bersama-sama dengan
nilai kebudayaan.
Stereotype merupakan suatu tanggapan dan anggapan yang
bersifat jelek dan tantangan mengenai sifat-sifat dan watak pribadi
orang/golongan lain yang bercorak negatif sebagai akibat tidak lengkapnya
informasi dan sifatnya subjektif.
Pertentangan Sosial Ketegangan Dalam Masyarakat.
Konflik (Pertentangan)
cenderung menimbulkan respon-respon yang bernada ketakutan atau kebencian.
Konflik dapat memberikan akibat yang merusak terhadap diri seseorang, anggota
kelompok. Konflik dapat mengakibatkan kekuatan yang konstruktif dalam hubungan
kelompok.
Ada 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik:
1. Terdapat 2 atau lebih unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat konflik.
2. Unit tersebut mempunyai perbedaan yang tajam (kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap dan gagasan).
3. Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.Terjadinya konflik bisa pada didalam diri seseorang, didalam kelompok dan didalam masyarakat.
1. Terdapat 2 atau lebih unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat konflik.
2. Unit tersebut mempunyai perbedaan yang tajam (kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap dan gagasan).
3. Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.Terjadinya konflik bisa pada didalam diri seseorang, didalam kelompok dan didalam masyarakat.
Cara-cara
Pemecahan Konflik :
1. Elimination
Yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, diungkapkan dengan “kami mengalah”, “kami keluar”, “kami membentuk kelompok sendiri”.
2. Subjugation/Domination
Yaitu orang/pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang/pihak lain untuk mentaatinya.
3. Majority Rule
Yaitu suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority Consent
Yaitu kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.
5. Compromise
Yaitu semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
6. Integration
Yaitu pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.
Yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, diungkapkan dengan “kami mengalah”, “kami keluar”, “kami membentuk kelompok sendiri”.
2. Subjugation/Domination
Yaitu orang/pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang/pihak lain untuk mentaatinya.
3. Majority Rule
Yaitu suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority Consent
Yaitu kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.
5. Compromise
Yaitu semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
6. Integration
Yaitu pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.
Golongan-golongan yang Berbeda Integrasi
Sosial.
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang
berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi masyarakat dimaknai sebagai
proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki
keserasian fungsi. Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di
mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap
kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan
mereka masing-masing.
Suatu integrasi
sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai
tantangan, baik merupakan tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara
sosial budaya.
Bentuk Integrasi sosial
Asimilasi yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan
hilangnya ciri khas kebudayaan asli.
Alkulturasi yaitu
penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.
Faktor-Faktor terjadinya masalah sosial
1. Faktor Internal: Faktor
yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, karena biasanya timbul dari
suatu perasaan yang dialami oleh seorang individu itu sendiri.
· Kesadaran diri sebagai makhluk sosial
· Tuntutan kebutuhan
· Jiwa dan semangat gotong royong
2. Faktor External: Faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri, karena biasanya timbul dari suatu masalah yang dialami oleh seorang individu itu sendiri di dalam lingkungan sosialnya.
· Tuntutan perkembangan zaman
· Persamaan kebudayaan
· Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
· Persaman visi, misi, dan tujuan
· Sikap toleransi
· Adanya kosensus nilai
· Adanya tantangan dari luar
· Kesadaran diri sebagai makhluk sosial
· Tuntutan kebutuhan
· Jiwa dan semangat gotong royong
2. Faktor External: Faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri, karena biasanya timbul dari suatu masalah yang dialami oleh seorang individu itu sendiri di dalam lingkungan sosialnya.
· Tuntutan perkembangan zaman
· Persamaan kebudayaan
· Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
· Persaman visi, misi, dan tujuan
· Sikap toleransi
· Adanya kosensus nilai
· Adanya tantangan dari luar
Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial.
1. Untuk meningkatkan Integrasi Sosial, Maka pada diri
masing-masing harus mengendalikan perbedaan/konflik yang ada pada suatu
kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
2. Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya.
2. Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya.
Integrasi Nasional.
Integrasi
Nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda
dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan
masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Selain
itu dapat pula diartikan bahwa integrasi bangsa merupakan kemampuan pemerintah
yang semakin meningkat untuk menerapkan kekuasaannya di seluruh wilayah (Mahfud
MD, 1993: 71).
·
Integrasi tidak sama dengan pembauran atau asimilasi.
·
Integrasi diartikan integrasi kebudayaan, integrasi sosial, dan
pluralisme sosial.
·
Pembauran dapat berarti asimilasi dan amalganasi.
·
Integrasi kebudayaan berarti penyesuaian antar dua atau lebih
kebudayaan mengenai berapa unsur kebudayaan (cultural traits) mereka, yang
berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi suatu sistem kebudayaan
yang selaras (harmonis).
·
Melalui difusi (penyebaran), di mana-mana unsur kebudayaan baru
diserap ke dalam suatu kebudayaan yang berada dalam keadaan konflik dengan unsur
kebudayaan tradisional tertentu.
Pendapat.
Pertentangan merupakan masalah yang sering terjadi di masyarakat. Pertentangan terjadi akibat banyak faktor yang memengaruhinya,seperti konflik dan persaingan. Di zaman sekarang ini,persaingan semakin sulit. Maka dari itu,hal ini sering menimbulkan pertentangan di masyarakat. Butuh integrasi yang benar agar pertentangan ini tidak terjadi terus menerus dan menimbulkan masalah baru di setiap negara.
Referensi.
-
ulfizulfa.wordpress.com
-
Google.com
-
Wikipedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar