Translate

Jumat, 28 November 2014

SI KECIL DOYAN BLUSUKAN
KECIL-KECIL CABE RAWIT YANG SIAP MENJANGKAU PELOSOK.

            Ada yang tahu pesawat N250? Itu lho,pesawat buatan Industri Pesawat Terbang Nusantara(sekarang PT. Dirgantara Indonesia) yang merupakan karya Presiden Indonesia ke-3 Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie yang sempat terbang ke Paris Airshow dan punya akumulasi terbang 800 jam,sebelum pengembangannya dihentikan pada tahun 1997 lalu,akibat krisis moneter.
            Sekarang PT. Dirgantara Indonesia bangkit lagi untuk membuat “penerus” N250,yaitu pesawat N219. Bentuknya kecil dan dapat mengudara jarak pendek. Rencananya pesawat ini bakal diproduksi tahun 2015 mendatang. Hebatnya,sekarang pesawat ini sudah mengantongi 100 pesanan dari berbagai perusahaan.
           
N219 adalah pesawat multi-fungsi bermesin dua yang dirancang untuk dioperasikan di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Makanya pesawat ini sudah memenuhi Regulasi Standar Penerbangan Pasal 23,tentang transportasi udara. Seperti apa sih? Yuk kita simak detail dari pesawat ini!
Pesawat Multi-fungsi
            Peswat ini bisa dikonfigurasi ulang. Soalnya,bisa angkut penumpang 19 orang  dengan konfigurasi tiga sejajar,tapi juga bisa jadi pesawat kargo.
Performa
            N219 mampu mencapai kecepatan 395 km/jam (213 KTS) dan untuk kecepatan jelajah ekonomisnya 352 km/jam (190 KTS). Selain itu,N219 mampu mengangkat beban sampai 2500 kg.
Harga Relatif Murah
            Untuk ukuran pesawat jelajah pendek,pesawat N219 ini mampu bersaing harga dengan pesawat sejenisnya. Harga pesawat N219 ini berkisar 4-5 juta dollar. Sedangkan peswat sejenis lainnya seperti Twin Otter dan Cessna Caravan hargnya bisa mencapai 6-7 juta dollar.
Landasan Pacu Kecil

            Sebagai pesawat  jarak pendek yang masuk ke daerah-daerah pelosok,N219 ini cuma butuh landasan pacu sekitar 500 meter. Biasanya cocok buat penerbangan perintis yang jarak tempuhnya paling lama 2 jam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar